Kisah
7 Putra-putri Indonesia Ini Kantongi Gelar Profesor di Usia Muda, Siapa Saja Mereka?

MATA INDONESIA, JAKARTA – Meraih gelar profesor di usia muda bukanlah sesuatu yang mustahil atau tidak mungkin dilakukan. Buktinya, Indonesia memiliki putra-putri terbaik yang meraih gelar profesor atau gelar tertinggi dalam dunia akademis saat usianya masih tergolong muda.
Bahkan, beberapa profesor muda asal Indonesia kini berkarir dan disegani di luar negeri. Penemuan-penemuan mereka telah banyak digunakan dan diakui skala internasional, contohnya seperti jaringan 4G LTE hasil ulik-ulikan Prof Khoirul Anwar asal Kediri.
Kali ini, Mata Indonesia merangkum 7 sosok profesor asli Indonesia yang meraih gelarnya pada usia muda dengan karya-karya gemilang serta rekor-rekor yang masih belum tepecahkan. Berikut nama-nama mereka:
Prof Nelson Tansu
Nelson adalah seorang profesor jebolan Universitas Lehigh, AS. Pria kelahiran Medan, 20 Oktober 1977 ini meraih gelar doktor pada usia 25, tahun 2003 di bidang fisika terapan, nanoteknologi dan optoelektronika.
Riset Tansu adalah dalam bidang fisika terapan, terutama semikonduktor, nanoteknologi, dan fotonika. Sejak April 2007 sampai April 2009, ia menjadi Peter C. Rossin (Term Chair) Assistant Professor di Universitas Lehigh. Pada Mei 2009 saat usia 31 tahun, sampai April 2010, Tansu dipromosi menjadi Associate Professor dengan tenure di universitas yang sama.
Prof Khoirul Anwar
Pria kelahiran Kediri, 22 Agustus 1978 ini menyelesaikan program doktoralnya bidang telekomunikasi dan jaringan Nara Institute of Science and Technology (NAIST) tahun 2008. Ia dikenal sebagai profesor besar di dunia karena jasanya menemukan jaringan 4G.
Prof Khoirul telah menemukan teknik transmisi wireless dengan dua buah Fast Fourirer Transform (FFT), yaitu FFT kecil dan FFT besar (dua pada transmitter dan dua pada receiver). Teknik ini mendapatkan penghargaan pada Januari 2006 dari IEEE Radio and Wireless Symposium (RWS), di California dan menjadi standar International Telecommunication Union (ITU), ITU-R S.1878 and ITU-R S.2173.
Prof Eko Supriyanto
Meraih gelar doktor di Universitas Angkatan Bersenjata Jerman di Hamburg, Eko adalah Direktur Pusat Penelitian Jantung Nasional (IJN-UTM) Malaysia. Pria kelahiran Demak, 1978 ini meraih gelar profesor dari Universitas Teknologi Malaysia (UTM) pada usia 33 tahun.
Ketika di Jerman, beliau aktif memimpin organisasi yang didirikan oleh Prof B.J. Habibie, yaitu Ikatan Ahli dan Sarjana Indonesia Jerman.
Prof Firmanzah
Lahir di Surabaya, 7 Juli 1976, Firmanzah adalah seorang doktor lulusan dari Universite de Pau et Pays de l’Adour, Prancis tahun 2008. Ia pernah diangkat Presiden SBY sebagai Staf Khusus Presiden Bidang Ekonomi.
Firmanzah meraih gelar profesor pada usia 34 tahun dari Universitas Indonesia. Saat ini, ia adalah Rektor Universitas Paramadina menggantikan Anies Baswedan sejak 2014 lalu.
Prof Agus Pulung Sasmito
Agus lahir di Kalibeber, Wonosobo pada tahun 1985. Ia adalah lulusan S3 di Nasional University of Singapore (NUS) pada tahun 2011.
Pada tahun ia lulus dan meraih gelar PhD di NUS, Agus mengirimkan lamaran profesor ke tiga universitas, yaitu Khalifa University Abu Dhabi, Aalto University di Helsinki, Finlandia, dan McGill University, Kanada. Hebatnya, semua lamaran Agus diterima. Namun, dia memutuskan belajar di McGill University dan akhirnya resmi bergabung menjadi profesor muda pada Januari 2014.
Prof Qomariyatus Sholihah
Perempuan ini adalah pemegang predikat Rekor Muri Guru Besar Termuda Bidang Kesehatan Masyarakat Di Indonesia. Ia saat ini menjabat sebagai Guru Besar di Universitas Lambung Mangkurat (Unlam), Banjarmasin, Kalimantan Selatan.
Qomariyatus menerima gelar Guru Besar dalam Bidang Ilmu Kesehatan Masyarakat pada usia 36 tahun 11 bulan dan dikukuhkan sebagai professor pada 11 Juni 2015.
Prof Ismunandar
Ismunandar mendapat gelar profesor pada 2009. Pengajar jurusan ilmu kimia, fakultas MIPA ini adalah Guru Besar termuda pertama yang dimiliki ITB.
Saat meraih gelar Guru Besar, Ismunandar masih berusia 38 tahun, jauh lebih meuda dibanding generasi-generasi sebelumnya dengan gelar yang sama. (Awan)