Kisah
Bapaknya Anies Baswedan Ini Adalah Inisiator Sumpah Pemuda
Abdurahman Baswedan adalah tokoh keturunan Arab yang terlibat erat dalam pergerakan pemuda Arab mewujudkan bangsa Indonesia merdeka dan berdaulat.

MATA INDONESIA, JAKARTA – Lahir di Surabaya 9 September 1908, Abdurahman Baswedan adalah tokoh keturunan Arab yang terlibat erat dalam pergerakan pemuda Arab mewujudkan bangsa Indonesia merdeka dan berdaulat.
Kakek Gubernur DKI Anies Baswedan yang dianugerahi gelar pahlawan nasional oleh Presiden Jokowi Kamis 8 November 2018.
Untuk mewujudkan kedaulatan Indonesia laki-laki yang biasa dipanggil A.R. Baswedan itu menggalang pemuda Arab sehingga membentuk Partai Arab Indonesia (PAI) yang akhirnya dibubarkan Pemerintah Pendudukan Jepang.
Akhirnya bergabung dengan Partai Masyumi.
Sebelum membentuk partai politik dia berhasil mengumpulkan dan menyatukan para pemuda Arab yang memiliki komitmen menyatakan Indonesia sebagai tanah air.
Tidak sulit buat dia mengumpulkan puluhan pemuda itu di Semarang Oktober 1934. Dia hanya perlu membuat artikel yang mengajak Pemuda Arab Indonesia menganut asas kewarganegaraan ius soli yaitu tanah air kita adalah tempat di mana kita lahir.
Tulisan itu dimuat di Harian Matahari Semarang 1 Agustus 1934. Selain teks, AR Baswedan yang asal Ampel Surabaya itu juga memasang fotonya sedang mengenakan blangkon dan mengajak para pemuda Arab mengakui Indonesia sebagai tanah airnya.
Di Semarang AR Baswedan pun mengajak puluhan pemuda Arab tersebut membuat Sumpah Pemuda Keturunan Arab. Isi sumpah itu hanya dua hal yaitu:
- Tanah Air Peranakan Arab adalah Indonesia.
- Karenanya Mereka harus meninggalkan kehidupan sendiri (isolasi).
A.R. Baswedan yang meninggal dunia di Jakarta, 16 Maret 1986 semasa hidupnya bukan hanya dikenal sebagai jurnalis, tetapi juga sebagai diplomat dan mubaligh.
Dia memang tidak pernah menjadi duta besar, tetapi kepiawaian diplomasinya di awal kemerdekaan Indonesia membuat negara-negara Liga Arab mengakui negara baru itu. AR Baswesan selaku Menteri Muda Penerangan saat itu melakukannya bersama Haji Agus Salim (Menteri Muda Luar Negeri), Rasyidi (Sekjen Kementrian Agama), Muhammad Natsir dan St. Pamuncak.
Sedangkan keahliannya menjadi muballigh dia peroleh saat bersekolah di Hadramaut School di Surabaya dan berkenalan dengan KH. Mas Mansoer, imam dan khatib Masjid Ampel, Surabaya.
Mas Mansoer yang pernah menjadi Ketua Cabang Muhammadiyah Surabaya sering membawanya berdakwah ke berbagai daerah.(Nefan Kristiono)