
MATA INDONESIA – “Anak zaman sekarang ya, kalau tattooan, telinga ditusuk-tusuk malah bangga dan pamer. Pasti bukan orang baik-baik deh.”
Saya belum menemukan korelasi antara tattoo dan akhlak manusia zaman sekarang. Tapi memang benar tattoo pada jaman sekarang menjadi identitas atau bahkan penghias tubuh yang cukup diminati.
Kenyataannya tidak sulit untuk menemukan orang bertattoo ataupun studio tattoo. Stigma yang ditelan oleh masyarakat sekitar menyebut tattoo merupakan identitas para orang anti-rutinitas, tidak memiliki masa depan, dan tentu saja kriminal.
Hal ini memiliki korelasi dengan rezim pemerintahan Soeharto, di mana agenda untuk memberantas premanisme dilakukan untuk menjaga keamanan negara. Namun sayangnya kebanyakan korban adalah warga negara yang memiliki tattoo pada tubuhnya.
Memang benar, tattoo dibentuk menjadi simbol residivis maupun kriminal di era Soeharto. Pada zaman sekarang aja, masih ada yang menganggap tattoo merupakan simbol kriminal dan identik dengan perilaku tidak baik.
Hanya satu asumsi saya, minimnya kemampuan literasi yang dimiliki oleh sobat pemegang tiket surga ini.
Coba kita mau membaca lebih banyak, dan tidak melupakan sejarah. Seharusnya kita memahami bahwa tattoo tertua di dunia berasal dari suku Mentawai, Sumatera Barat.
Menurut penduduk suku Mentawai, tattoo merupakan bentuk dari roh kehidupan. Sehingga, bagaimana mungkin tattoo yang merupakan bentuk dari roh kehidupan menjadi simbol kriminalitas? Bahkan tattoo Mentawai ini dijadikan sebagai identitas yang membedakan pekerjaan penduduk suku Mentawai, misalkan tattoo pemburu tentu berbeda dengan tattoo Kepala Suku Mentawai.
Pada zaman sekarang, tattoo merupakan penunjuk otoritas tubuh di mana hal ini berarti kita dapat melakukan apapun pada tubuh kita.
Jika Anda mengidolakan Young Lex, Anda boleh saja mengabadikan wajahnya di kulit Anda dengan cara mentattoo gambar wajahnya. Jika Anda ingin menghias tubuh Anda, dengan tattoo glow in the dark juga bukan urusan orang lain kan? Namanya juga badan ya badan anda sendiri.
Tidak ada hubungannya lagi dengan kriminalitas, toh walaupun kita tattoo-an kita tidak pernah makan uang pajak dari rakyat bukan?. Jangan mau deh kegiring opini oleh sesuatu yang dibentuk oleh pemerintah maupun media.
Toh, kalo kita bertattoo, minim kemungkinannya kita keterima kerja sebagai aparatur sipil negara jadi tidak mungkin kita menggunakan kekuasaan untuk “mengenyangkan perut”.
By Revina VT