Internasional
Aktif Bantu Rohingya, Jokowi Dipuja Dunia

Jakarta (MI) – Kecekatan Presiden Jokowi membantu krisis kemanusiaan terhadap etnis Muslim Rohingya di Rakhine State, Myanmar berbuah manis. Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) memuji Indonesia lantaran sigap dan tanggap membantu masalah ini.
“Sekjen PBB mengapresiasi kontribusi dan kerja sama Indonesia dengan PBB selama ini dalam menjaga perdamaian dan stabilitas global,” ujar Menteri Luar Negeri Retno Marsudi usai bertemu dengan Sekjen PBB Antonio Guterres di Markas Besar PBB, New York.
Guterres menjabat Sekjen PBB sejak 1 Januari 2017. Sebelumnya, dia adalah Komisioner Tinggi UNHCR, yakni badan PBB yang mengurusi masalah pengungsi. Mantan Perdana Menteri Portugal itu menggantikan Sekjen PBB sebelumnya, Ban Ki-Moon, yang berasal dari Korea Selatan.
Retno menjelaskan, pujian PBB didasari tentang cara diplomasi Indonesia membantu etnis Rohingya, dengan jalur bantuan kemanusiaan. Indonesia, merupakan satu-satunya negara yang diizinkan Myanmar menyalurkan bantuan kemanusiaan. Setelah jalur bantuan didapat Indonesia dengan mudah, pemerintah tidak lepas tangan untuk urusan krisis kemanusiaan di Rakhine State. PBB, kata Retno, terus menerus bertukar pikiran mengenai pemecahan krisis kemanusiaan ini.
Seperti diketahui, sudah 422 ribu etnis Rohingya asal Myanmar melarikan diri ke perbatasan Bangladesh. Walaupung Rohingya satu rumpun dengan Bangladesh, sulit bagi negara itu membantu seluruh pengungsi. Desas-desusnya, Bangladesh ingin mengembalikan kembali imigran ke asalnya.
Sementara, para pengungsi enggan kembali. Diduga, terjadi genosida etnis Rohingya di Myanmar atas dampak konflik militer dengan milisi Rohingya, ARSA. Ratusan orang tewas dalam konflik itu, perkampungan Rohingya pun terbakar. Alhasil, banyak warga yang memilih hijrah.
Nah, masalah nasib ratusan ribu pengungsi Rohingya ini juga dipikirkan matang oleh PBB. Kata Retno, Indonesia termasuk negara yang aktif di PBB ihwal ini. “Penting sekali bagi dunia internasional untuk membantu penyelesaian masalah pengungsi,” ujar dia.
Dalam pertemuan dengan Sekjen PBB, Retno juga menyampaikan perlunya upaya menghentikan ketegangan antar masyarakat yang cenderung meningkat karena memperlambat upaya distribusi bantuan bagi masyarakat yang membutuhkan. Untuk mengatasi hal tersebut, pemerintah Indonesia akan memanfaatkan jalur kepada para tokoh agama dan masyarakat agar membantu meredakan ketegangan.
Di akhir pertemuan, Retno menegaskan dukungan Indonesia terhadap reformasi PBB. Indonesia memandang reformasi ini mutlak diperlukan. “Tantangan dunia telah semakin kompleks, memerlukan PBB yang lincah dan responsif sehingga Indonesia mengharapkan Sekjen PBB dapat memajukan upaya reformasi ini,” jelasnya.
Tidak hanya berjuang diplomasi di jalur PBB, Retno menjelaskan kita juga membawa kasus ini agar menjadi perhatian komunitas negara ASEAN. Dia menyampaikan perkembangan pembahasan isu Myanmar di ASEAN. “Ketua ASEAN telah mengeluarkan Chairs Statement mengenai isu Rakhine State, dalam pertemuan informal akhir pekan lalu, yang menunjukkan perhatian ASEAN kepada isu kemanusiaan di Rakhine State dan kesiapan ASEAN menyalurkan bantuan,” pungkasnya. (FC)