News
Alhamdulilah, Penghuni Ujung Kulon Selamat dari Tsunami

MATA INDONESIA, JAKARTA-Peristiwa tsunami yang meluluh lantahkan kawasan di Selat Sunda, pada Sabtu 22 Desember 2018 malam lalu memang membawa duka sangat mendalam. Namun, bencana yang merenggut ratusan orang itu tidak berdampak kepada para penghuni di Ujung Kulon.
Hal itu diungkap oleh Kepala Taman Nasional Ujung Kulon (TNUK) Mamat Rahmat yang memastikan hewan langka Badak Bercula Satu atau Badak Jawa yang tinggal di TNUK tidak terkena imbas tsunami di Selat Sunda.
Kawasan TNUK berada di Kecamatan Sumur, Kabupaten Pandeglang dan sempat diterjang tsunami pada Sabtu 22 Desember 2018 malam.
“Alhamdulillah enggak ada. Aman. Karena Badak Jawa, kan, kumpulnya di tengah dan di pinggir pantai ke selatan, sedangkan yang terkena imbas ini di utara,” ujarnya, Senin 24 Desember 2018.
Ia mengatakan, habitat Badak Bercula Satu juga kerap disebut Badak Jawa atau dengan nama latin Rhinoceros Sondaicus, tersebar di seluruh TNUK mulai dari kawasan hutan hingga bibir pantai. Hanya memang, jarak hutan tempat tinggal Badak Jawa ini cukup jauh hingga tidak terkena imbas tsunami.
“Habitat Badak Jawa ini termasuk di pantai dan di tengah hutan, tapi seringnya di hutan, kalau ke pantai kali-kali saja kalau butuh air asin, ketika air sungai di hutan tercampur air laut, dia enggak ke pantai,” katanya.
Meski begitu, sejumlah titik di TNUK turut diterjang tsunami tapi terjangan air laut tidak sampai ke tengah habitat Badak Jawa. “Ke TNUK hempasnya hanya 50 meter, tidak semua tempat di TNUK. Fasilitas di TNUK kena, ada resort yang hancur. Baru dua yang kami ketahui, satu petugas kami meninggal dan satu lagi belum ditemukan. Sisanya masih kami pantau,” katanya.
Seperti diketahui, Badak Jawa saat ini termasuk merupakan hewan langka dengan status kritis karena perburuan untuk mendapatkan cula di kepalanya. “Saat ini, Badak Bercula Satu di TNUK tercatat sebanyak 67 ekor dan kami setiap hari memantau mereka,” ujarnya.