
MATA INDONESIA, JAKARTA – Meski proses evakuasi masih dilakukan, Pemerintah Jokowi sudah mulai melakukan proses rehabilitasi dan rekonstruksi. Salah satunya membangun sekitar 1.200 hunian sementara yang mampu menampung 14.440 kepala keluarga.
“Hunian itu direncanakan dalam bentuk barak. Satu barak bisa dihuni 12 kepala keluarga. Setiap barak akan dilengkapi fasilitas MCK, dapur dan fasilitas rumah tangga lainnya,” kata Menteri Koordinator Menteri Koordinasi bidang Politik, Hukum, dan Keamanan (Menko Polhukam) Wiranto di kantornya.
Pemerintah akan membangun di 1.200 lokasi yang terimbas gempa dan tsunami Sulawesi Tengah (Sulteng) akhir September lalu.
Saat ini masih dihitung jumlah tepat para pengungsi itu. Menurut Menko Polhukam jumlah pengungsi yang terdaftar saat ini mencapai 65.000 orang. Dari jumlah itu diperkirakan hanya separuhnya atau sekitar 30.000 saja yang akan kembali ke rumah masing-masing karena rumahnya tidak hancur.
Sementara Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono mengatakan hunian sementara itu hanya merupakan hunian transit bagi para pengungsi. Mereka akan dipindahkan ke tempat yang lebih baik setelah proses relokasi pemukiman selesai
Menteri Basuki menyatakan pembangunan hunian itu ditargetkan selesai dalam dua bulan ini akan dibangun di Kota Palu, Kabupaten Sigi, dan Donggala. Sementara tiga lokasi yang menjadi kandidat untuk relokasi permukiman warga di Palu, yakni Kelurahan Duyu, Tondo dan Pombewe.
Hunian itu akan dibangun dengan model knockdown berukuran 12 x 26,4 meter persegi, dibagi menjadi 12 bilik di mana setiap biliknya akan dihuni oleh satu keluarga.(kris)