Politik
Belum Move on, Probowo-Sandi Masih Ngarep Dukungan NU
Bagi kami suara rakyat Indonesia dari berbagai kelompok tentu sangat penting bagi kemenangan Pak Prabowo dan Bang Sandi, termasuk suara NU

MATA INDONESIA, JAKARTA-Calon pasangan nomor urut dua, Prabowo Subiyanto-Sandiaga Uno masih yakin dan berharap mendapatkan dukungan dari keluarga besar Nahdlayul Ulama (NU) dalam pemilihan presiden 2019. Hal itu diungkapkan oleh Juru bicara Badan Pemenangan Nasional Prabowo-Sandi, Andre Rosiade, Senin 1 Oktober 2018.
“Bagi kami suara rakyat Indonesia dari berbagai kelompok tentu sangat penting bagi kemenangan Pak Prabowo dan Bang Sandi, termasuk suara NU,” ujarnya.
Saat ini capres Prabowo dan cawapres Sandiaga Uno sedang berkeliling Jawa Tengah dan Jawa Timur bahkan Madura untuk terus mendapatkan dukungan akar rumput NU.
“Peluang Prabowo-Sandi didukung warga NU masih sangat terbuka. Andre berbicara soal gerak Prabowo dan Sandi yang belakangan ini kerap menyambangi pesantren-pesantren,” katanya.
Pihaknya mengaku optimistis akan bisa mendapatkan dukungan dari keluarga besar NU. Hal ini dapat dirasakan di lapangan. Bagaimana begitu antusias masyarakat dan santri-santri di pesantren menyambut pasangan Prabowo-Sandi.
“Bahwa getaran perubahan itu benar-benar dirasakan dan diinginkan oleh masyarakat Nahdliyin,” katanya.
Terpisah, Wakil Ketua Tim Kampanye Nasional Joko Widodo-Ma’ruf Amin, Arsul Sani, menyebut tim Prabowo-Sandi jauh dari jejak NU, hanya ada satu partai yang agak dekat.
“Kalau dilihat dari sisi capres-cawapresnya, maka tidak ada jejak ke-NU-annya. Demikian juga partai pengusungnya, terutama PKS dan PAN justru partai yang secara tradisi politik dijauhi oleh mainstream warga NU,” ujar Arsul.
“Paling yang agak dekat adalah PD sehingga kalaupun ada yang dukung kecil sekali persentasenya. Terlebih, banyak akar rumput PD yang warga NU khususnya justru mendukung Jokowi,” katany.
Sekjen PPP ini punya pandangan tersendiri mengapa suara NU seolah-olah diperebutkan dua kubu. Berdasarkan data suatu lembaga survei, Arsul menyebut suara NU cukup siginifikan.
“Berdasarkan penelitian SMRC, warga pemilih yang mengasosiasikan diri dengan NU ada sekitar 45-49 persen dari total pemilih. Jadi kalau DPT kita mencapai 187 jutaan, maka sekitar 87-91 jutaan adalah pemilih yang terasosiasi dengan NU,” katanya.
Maka dalam konteks ini wajar kalau kubu Prabowo tetap berusaha mendekati warga NU via alim ulama dan tokohnya seperti keluarga Gus Dur, Mbah Moen dan lain-lain meski dua partai di mana mayoritas warga NU bergabung seperti PKB, PPP, PDIP, Golkar merupakan KIK (Koalisi Indonesia Kerja). (Tiar Munardo)