News

BNPT Ingatkan Anak Muda Dan Wanita Jadi Sasaran Cuci Otak Terorisme

Padang (MI) – Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) menyebutkan ada belasan warga Sumatera Barat yang terlibat dalam terorisme berdasarkan hasil penangkapan yang telah dilakukan aparat anti terorisme selama ini.

Bahkan, beberapa di antara mereka tak hanya simpatisan, melainkan aktif dalam kegiatan-kegiatan kelompok teroris, dan ada juga seorang ahli merakit bom. Dua di antaranya seorang perempuan yang aktif memengaruhi warga setempat, terutama kalangan muda.

Mereka sudah ditangkap, antara lain, R warga Bukittinggi, YS warga Padang Panjang, JT warga Payakumbuh, DS warga Solok Selatan, Y warga Pasaman, AH warga Pasaman, RRP warga Bukittinggi, HB warga Bukittinggi, Asm warga Pasaman Barat, Butet warga Bukittinggi, dan HJ warga Bukittingi.

“Butet dan HJ ini adalah perempuan, dan mereka sudah bergabung dengan ISIS. Beberapa dari nama itu ada yang sering pulang kampung dan memengaruhi warga,” kata Kepala BNPT Suhardi Alius, saat berbicara dalam forum pelatihan Duta Damai Dunia Maya di Padang, Sumatera Barat.

Selain itu, dia menerangkan bahwa selama ini yang menjadi target cuci pemikiran adalah anak muda yang masih labil dan mencari jati diri.

“Anak muda tersebut kemudian diprovokasi dengan ajaran yang tidak sesuai dan itu mudah sekali,” ujarnya.

Jadi, dia berharap dengan kehadiran duta damai yang direkrut dari generasi muda bisa melakukan diseminasi dan menyebarkan pesan damai serta anti radikalisme, lanjutnya. Ia mengakui di Sumbar tidak terlalu banyak yang terlibat terorisme karena masyarakatnya punya daya tahan namun harus berupaya ditekan jumlahnya.

“Artinya ini menjadi tugas dan tanggung jawab semua pihak melakukan langkah-langkah pencegahan,” ujarnya.

Terlebih lagi, dia menerangkan bahwa hingga saat ini secara nasional ada 1.200 orang yang telah ditangkap karena terlibat terorisme. Namun, dengan kehadiran teknologi informasi muncul pola baru yaitu belajar di dunia maya yang tidak terstruktur, katanya.

Dia menambahkan jika anak muda tidak punya kematangan yang cukup dalam mengelola kejiwaan maka mudah dipengaruhi. Pada sisi lain, ia menyebutkan untuk menjadi radikal tidak bisa serta merta karena ada tahapan yang dilalui.

“Cirinya suka menyendiri, suka membuat kelompok ekslusif yang tidak boleh dimasuki orang lain maka keluarga harus ambil alih,” terangnya.

Dengan demikian, menurutnya, begitu ada hal yang tidak lazim maka pemangku adat harus ambil peran dan melakukan deteksi.

Sementara Gubernur Sumbar, Irwan Prayitno mengatakan belasan warga Sumbar yang terlibat terorisme kejadiannya tidak di daerah ini.

“Artinya itu adalah orang Minang yang ada di luar,” ujar dia.

Dia menerangkan bahwa sebagai antisipasi di Sumbar sistem budaya dan kekerabatan dapat mengatasinya dengan memperkuat peran pemangku adat.

“Kalau ada yang aneh di Sumbar pasti ketahuan, jadi susah di Sumbar, kalau di luar beda tidak ada yang mengawasi,” terangnya.

Meskipun demikian, dia menjelaskan bahwa akan terus meningkatkan kewaspadaan dan memberi apresiasi kepada BNPT yang melatih generasi muda kota Padang. (FC)

Related Articles

Close