Kisah
Bupati Lamandau: Pancasila Harus Dihidupkan Lagi Sebagai Falsafah Hidup Masyarakat

Jakarta (MI) – Tokoh Katolik dari Kalimantan Tengah, Marukan mengharapkan Konferensi Nasional Umat Katolik tentang Revitalisasi Pancasila sangat relevan dengan situasi saat ini.
Hal itu dikarenakan implementasi nilai-nilai Pancasila yang mulai tergerus sejak reformasi tahun 1998 diharapkan dapat kembali diangkat dan dijadikan falsafah hidup seluruh masyarakat dan bangsa Indonesia.
Marukan yang juga Bupati Lamandau, Provinsi Kalimantan Tengah mengatakan hal itu di sela-sela acara Konferensi Nasional Umat Katolik Indonesia di Kampus Universitas Atma Jaya Jakarta, Sabtu (12/8).
“Melalui acara ini, dapat mengangkat kembali ingatan masa lampau untuk menghidupkan semangat hidup bersama sebagai bangsa sesuai Pancasila,” kata Marukan.
Pancasila, menurutnya, kadang kurang dijadikan sebagai sarana pengikat di daerah, misalnya ketika ada Pilkada, Pilpres, Pilgub atau pemilu legislatif. Yang ada muncul muncul friksi kelomok atau golongan.
“Bagi kami, ajaran Katolik sesungguhnya sudah sejalan dengan nilai-nilai Pancasila. Seperti Menkominfo Rudiantara menyampaikan bahwa ajaran di dalam gereja Katolik sebagaimana disampaikan Paus Fransikus dan para uskup tentang pentingnya saling menghormati itu sejalan dengan nilai-nilai Pancasila,” kata Marukan.
Selain itu, dia juga menyinggukan riak-riak mengenai ideologi dan ada pihak menggagas ideologi lain yang sebenarnya tidak hanya bertentangan dengan Pancasila tetapi bertetangan dengan falsafah hidup Indonesia. Oleh sebab itu, revitaliasi Pancasila sangat penting karena Pancasila itu diangkat menjadi falsafah hidup masyarakat Indonesia.
“Saya sendiri dulunya bagian dari masyarakat yang sangat intens dalam pengembangan ideologi Pancasila, kemudian agak lama tidak bersentuhan, maka acara ini adalah sangat baik untuk ikut, katanya. (FC)