Kisah

Cerita Kelam WNI Pendukung ISIS di Suriah

Jakarta (MI) – Sejumlah warga negara Indonesia (WNI) mantan pendukung ISIS menceritakan kisah kelam yang mereka alami saat bergabung dengan ISIS di Irak dan Suriah. Mereka menceritakannya setelah dipulangkan ke Indonesia dari Erbil, Irak pada 11 Agustus 2017. Rombongan ini tiba di Bandara Soekarno Hatta sehari kemudian.

Kesaksian tersebut terekam dalam sebuah video yang dibuat oleh Pusat Media Damai. Video ini kemudian ditayangkan di situs Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT). Dalam kesaksiannya, semua WNI itu satu suara dengan menyatakan mereka tertipu. Janji yang diungkapkan ISIS ternyata hanya kebohongan.

Seperti yang diungkapkan Naila, perempuan yang berangkat ke Suriah. Menurut dia, tindakan yang dilakukan ISIS, di luar nalar manusia.

“Pas di Suriah sampai asrama perempuannya, kelakuannya itu, Ya Allah, bisa kubilang lebih parah dari binatang,” ujar Naila.

Hal senada dikatakan Heru. Pria yang sempat bergabung dengan ISIS itu heran dengan kelakuan orang-orang yang disebut pejuang itu. “Hampir seminggu, dua atau tiga kali terjadi perkelahian, penyebabnya, makanan, senggolan, istilahnya kayak preman,” kata dia.

Heru mengakui tidak pernah melihat eksekusi langsung yang dilakukan ISIS. Meski demikian, terdapat satu pengalaman yang terngiang di kepalanya hingga saat ini. Ia trauma setelah melihat sesosok mayat yang telah dieksekusi dan disandarkan. Kepala mayat tersebut dipergunakan untuk mainan anak-anak.

“Ditendang-tendang. Orang sudah mati saja digituin. Mual saya,” tuturnya.

Sementara itu, Djoko, WNI lainnya merasa tertipu dengan ISIS. ISIS yang menjanjikan sekolah gratis ternyata tidak sesuai fakta. “Sampai di sana disuruh kawin, banyak yang datang ngelamar anak saya dan mereka bilang ‘kasih tahu kalau sudah haid,” kata Djoko.

Sedangkan Difansa mengatakan dalam kelompok ISIS, harga nyawa manusia sangatlah murah. Mereka dengan mudah menyebut orang di luar ISIS kafir dan langsung membunuh. ISIS, menurut Difansa hanyamengejar tiga hal, yakni kekuasaan, harta dan perempuan. “Keluarga saya yang masih single dikejar, jihad nikah. Menikah itu seperti lomba, abis menikah, cerai, dan semua itu difasilitasi negara, ISIS dapat uang,” kata dia.

Difansa menyarankan agar warga Indonesia yang berniat menuju ke ISIS mengevaluasi niatnya. “Lubang penipuan semua. Saya luar biasa menyesalnya,” tutupnya. (FC)

Tags

Related Articles

Close