Kisah

Dekat Dengan Tokoh Lintas Agama, Jokowi Selalu Terima Masukan Mereka

Jakarta (MI) – Anggapan bahwa Presiden Joko Widodo dianggap gagal mengelola isu keagamaan dianggap tidak tepat. Pasalnya, Jokowi dianggap selalu menerima masukkan dari sejumlah tokoh lintas agama sebelum memberikan kebijakan.

Dosen Politik FISIP UIN Syarif Hidayatullah  Adi Prayitno dalam tulisannya menilai, salah satu contohnya adalah saat Presiden meminta TNI dan Polri menindak tegas segala bentuk aksi yang dapat mengusik persatuan. Termasuk menggebuk dan membubarkan kelompok yang merongrong NKRI, merusak kebinekaan, tak sesuai Pancasila dan UUD 1945.

“Pidato Jokowi tentu tak lahir dalam ruang hampa. Pidato itu lahir setelah Jokowi terlebih dahulu menerima masukan tokoh lintas agama tentang gejolak politik yang terjadi,” ujarnya.

Masukkan itu datang dari tokoh Islam yang diundang ke Istana, seperti Ketua MUI KH Ma’ruf Amin, Sekre­taris Jenderal PBNU Helmy Faisal Zaini, serta Ketua Majelis Hukum dan Hak Asasi Manusia Pengurus Pusat Muhammadiyah Syaiful Bakhri.

Kemesraan Jokowi, lanjut dia, dengan umat Islam kembali terjalin. Menerima perwakilan GNPF MUI saat Lebaran di Istana Negara menjadi penanda sahih tak ada lagi sekat antara Jokowi dengan umat Islam.

Begitu juga termasuk safari Jokowi ke sejumlah pesantren sebagai bukti betapa hubungannya dengan umat Islam kembali normal. Oleh sebab itu, upaya Jokowi merajut kembali kemesraan dengan umat Islam mesti diapresiasi guna menautkan hati kebangsaan bersama.

Tak hanya ormas Islam, Jokowi juga bertemu dengan organisasi dari agama lainnya. Tercatat PGI, KWI, MUI, hingga Parisada Hindu Dharma Indonesia dipanggil ke Istana oleh Jokowi. Dia rajin berdiskusi dengan para tokoh keagamaan. Menurut Jokowi, dengan mengundang tokoh-tokoh agama maka ia akan tahu soal berbagai macam masalah di negara ini. Salah satunya soal kemajemukan.

“Semuanya untuk menyampaikan pesan-pesan mengenai kemajemukkan kita. Tapi yang paling penting, justru saya ingin mendapatkan masukan, input-input dari bawah seperti apa,” kata Jokowi di Istana Merdeka, Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, beberapa waktu lalu.

Sore harinya, Jokowi menerima Jamiiyah Batak Muslim Indonesia. Jokowi menyampaikan jika para ulama dan umaroh bisa berjalan beriringan maka negara akan tentram.

Sebelumnya, Jokowi juga pernah bertemu JBMI di Mandailing Natal, Sumatera Utara dan juga di Istana Merdeka beberapa waktu silam.

Selain dengan JBMI, Jokowi pernah bertemu dengan Parisada Hindu Dharma Indonesia. Saat itu, Pemimpin Tertinggi Persada, Ida Pedanda I Gede Bang Buruan Manuaba, menyampaikan, kedatangan PHDI ini untuk menyampaikan bahwa mereka telah melaksanakan muktamar bernama Maha Saba Kesebelas.

Maha Saba merupakan nama lain dari kongres yang juga merupakan forum tertinggi PHDI untuk memilih ketua umum. Selain itu menetapkan garis- garis besar haluan program kerja organisasi dan menetapkan anggaran rumah tangga diselenggarakan tiap 5 tahun sekali.

Belum lama ini, Jokowi juga mengundang Walubi ke Istana. Ketua Umum Walubi Hartarti Murdaya Poo menjelaskan dalam pertemuan, Jokowi membahas soal kebangsaan.

Sebelumnya, KWI dan PGI menjadi tamu Jokowi. Sebelumnya, MUI, PBNU, dan Muhammadiyah juga diundang ke Istana untuk berdialog bersama Presiden. (FC)

Tags

Related Articles

Close