News
Di Tengah Kondisi Alam yang Kurang Baik, Sejumlah Wilayah Justru Panen Raya Padi

Pandeglang (MI) – Sejumlah wilayah di Indonesia tengah melaksanakan panen raya padi. Salah satu wilayah yang sedang mengadakan panen raya padi adalah Kabupaten Pandeglang, Banten.
Berada di puncak musim hujan dan kondisi alam yang dianggap kurang baik, menjadikan keberadaan bahan pangan pokok krusial di akhir tahun. Sehingga, akhir tahun diprediksi sebagai periode paceklik bagi pangan Indonesia terutama beras. Faktanya, kondisi justru berbalik 180 derajat saat ini.
Kepala Badan Penyuluh dan Pengembangan Sumber Daya Manusia (BPPSDMP) Kementerian Pertanian (Kementan), Momon Rusmono turut hadir melaksanakan panen raya bersama para petani dan jajaran Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) di Desa Gunung Putri Kecamatan Banjar, Kabupaten Pandeglang.
“Hari ini saya senang. Kenapa? Karena yang pertama ketua gapoktannya ini anak muda. Usianya baru 26 tahun. Di sini Gapoktan Cipanas, anggotanya 56 orang. 20 orang anggotanya anak-anak muda. Jadi di sini proses regenerasi jalan,” terang Momon, Selasa (19/12/2017).
Momon mengatakan ada hamparan padi yang siap dipanen dalam 5 hari ke depan sebanyak 80 hektare (ha) dari 256 ha (siap panen). Artinya produksi padi di Kabupaten Pandeglang ini mencukupi.
Kabupaten Pandeglang merupakan salah satu kabupaten yang termasuk lumbung padi untuk wilayah Banten. Kabupaten itu mampu menyumbangkan 30 persen dari total produksi Provinsi Banten. Untuk Desember, Pandeglang diproyeksikan akan panen berkisar 7.000 hektare.
Dengan produktivitas rata-rata 6 ton gabah kering panen per hektare, atau jika dikonversikan ke dalam beras berkisar 21.000 ribu ton (dengan penyusutan 50 persen). Dengan jumlah penduduk 1,2 juta jiwa, kebutuhan beras Pendeglang sendiri berada di kisaran 10.500 ton per bulan. Dengan demikian terlihat dengan jelas kondisi beras di Pandeglang sendiri sangat lebih dari cukup.
Momon menjelaskan di tingkat Provinsi yakni Banten, kondisi lahan sawah siap panen di Desember ini terhitung 22 ribu ha. Angka tersebut jika dikonverisikan ke beras menjadi hampir 70 ribu ton beras, yang dinilai cukup untuk memenuhi kebutuhan yang ada. (AVR)