News

Dokter Paru: Waspadai Silikosis Dampak dari Abu Vulkanik

MATA INDONESIA, JAKARTA-Aktivitas abu vulkani dari Gunung Anak Krakatau semakin meluas ke lokasi penduduk sekitar, bahkan sebaran debu sudah mencapai ketinggian lebih dari 10 kilometer. Meningkatnya aktivitas abu vulkanik juga harus diwaspadai, terutama bagi kesehatan yang timbulkan.

“Ada dampak akut ada dampak jangka panjang bila menghirup abu vulkanik Gunung Anak Krakatau ini,” ujar Ketua Divisi Paru Kerja dan Lingkungan, Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI) dr Feni Fitriani Taufik.

Menurut dr Feni, dampak akut yang dapat ditimbulkan dari abu vulkanik ini ialah iritasi pada mata, sehingga yang dirasakan mata perih dan berair. Hidung juga bisa perih dan berair bila terlalu banyak menghirup debu ini. Kemudian juga dapat menyebabkan saluran napas terganggu seperti menimbulkan rasa tidak nyaman di tenggorokan, batuk-batuk dan sesak napas.

Selanjutnya, dampak jangka panjang yang juga berbahaya dan patut diwaspadai dari abu vulkanik ini adalah silikosis. Debu vulkanik mengandung salah satu material silika dengan berbagai ukuran yang bisa mengiritasi saluran napas.

“Debu silika ini yang dapat masuk ke dalam paru atau alveoli yang akan dapat menyebabkan silikosis,” katanya.

Menurut dr Feni karena debu vulkanik ini akan mempengaruhi proses pernapasan dan oksigenasi di dalam tubuh, kita juga harus memperhatikan populasi yang rentan terhadap bahaya debu vulkanik, seperti bayi, balita, orang lanjut usia, orang-orang dengan gangguan paru kronik seperti penderita asma serta PPOK (Penyakit Paru Obstruksi Kronis) dan pasien dengan gangguan kardiovaskuler.

“Jauhilah lokasi sebaran abu vulkanik ini bila semakin memburuk. Perhatikan selalu bila ada sebuah peringatan, segeralah mengevakuasi diri bila ada imbauan lebih lanjut,” ujarnya. (sumber detik)

Tags

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Close