News
Dorong Realisasi 35.000 MW, Presiden Jokowi Groundbreaking PLTU di Banten

Jakarta (MI) – Pemerintah terus mendorong realisasi program listrik 35.000 MW. Presiden Joko Widodo didampingi Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Ignasius Jonan melakukan groundbreaking proyek Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Jawa 7, Jawa 9 dan Jawa 10 dengan total kapasitas 4.000 megawatt serta meresmikan PLTU IPP Banten 660 MW dan peninjauan Coal Terminal 20 juta ton di Cilegon, Banten, Kamis (5/10/2017).
“Proyek PLTU Jawa 7, 9, dan 10 dan PLTU IPP Banten merupakan salah satu proyek yang masuk ke dalam program 35.000 MW. Sementara pembangunan Coal Terminal 20 Juta Ton merupakan salah satu sarana pendukung untuk memperkuat dan mengefektifkan rantai pasok batubara untuk PLTU pada wilayah Jawa Bagian Barat,” kata Jonan.
PLTU Jawa 7 kapasitas 2 X 1.000 MW direncanakan beroperasi pada tahun 2020 dengan harga jual ke PLN sebesar 4,21 sen USD/kWh. Dengan nilai investasi sebesar US$1,88 miliar, PLTU Jawa 7 menggunakan teknologi ultra super critical boiler yang berbahan bakar batubara kalori rendah 4.000 – 4.600 kkal/kg Ash Received.
“Jenis pembangkit ini dipilih karena memiliki efisiensi yang tinggi dan lebih ramah lingkungan,” terang Jonan.
PLTU Jawa 9 & 10 kapasitas 2×1.000 MW merupakan IPP yang dibangun bersebelahan dengan PLTU Suralaya 1 – 8 di Suralaya, Provinsi Banten. Nilai invetasi proyek ini mencapai US$3 milyar. PLTU 9 & 10 diperkirakan COD pada tahun 2022 dengan kontrak selama 25 tahun.
Sementara, PLTU Banten 660 MW dikelola oleh IPP PT Lestari Banten Energi dengan kapasitas 660 MW, dengan kontrak penjualan ke PLN sebesar 600 MW. Nilai investasi PLTU Banten 660 MW ini adalah sebesar US$990 juta.
Terminal Batubara (Coal Terminal) dibangun untuk memperkuat dan mengefektifkan rantai pasok batubara untuk PLTU di wilayah Jawa Bagian Barat. Terminal Batubara ini dapat memberikan kontribusi sebagai terminal penghubung dengan kapasitas 20 juta ton.
Lokasi Terminal Batubara bersebelahan dengan PLTU Jawa 7 dengan target untuk dapat beroperasi secara komersial bersamaan dengan kebutuhan PLTU Jawa 7. Terminal Batubara ini memerlukan area sekitar 20 hektar lahan, dengan nilai investasi sebesar US$145 Juta. (AVR)