Jakarta (MI) – Presiden Joko Widodo (Jokowi) dalam Rapat Terbatas awal tahun ini menyebutkan bahwa penerima subsidi listrik 900 VA saat ini ternyata tidak betul betul diterima oleh rumah tangga yang tidak mampu. Untuk itu, Presiden Jokowi meminta secara bertahap harus dilakukan penajaman sasaran terkait hal ini.
Sejak tahun lalu, pemerintah gencar menyeleksi penerima subsidi listrik pada rumah tangga dengan daya 900 VA. Dari total 59 juta pelanggan rumah tangga PLN saat ini, jumlah penerima subsidinya ditargetkan hanya 27,3 juta pelanggan.
Jumlah tersebut akan turun drastis dibandingkan penerima subsidi di 2016 yang mencapai 46,3 juta pelanggan. Artinya, hanya dalam waktu setahun, akan ada 19 juta pelanggan 900 VA yang dicabut subsidinya, sehingga harus membayar konsumsi listrik dengan tarif normal.
Kementerian ESDM dalam penjelasannya berjudul #ListrikRakyatMiskinTidakNaik, Selasa (20/6) menyebut, sebelumnya sebanyak 79% rumah tangga diberikan subsidi, dimana 32% di antaranya adalah rumah tangga mampu. Saat ini, masih ada 46% rumah tangga yang disubsidi, dan seluruhnya adalah rumah tangga tidak mampu.
Pencabutan subsidi pada jutaan pelanggan 900 VA ini didasarkan atas data Tim Nasional Percepatan Penanggulangan Kemiskinan (TNP2K). Penyeleksian rumah tangga tidak mampu dilakukan mulai 1 Januari 2017 sesuai dengan Nota Keuangan dan RAPBN 2017. Hal ini kemudian dalam rapat kerja pemerintah dengan Komisi VII DPR, disepakati pencabutan subsidi pelanggan 900 VA rumah tangga mampu yang dilakukan bertahap. (AVR)