unique visitors counter
NasionalOpini

Goreng Isu IMF, Pasek: Kubu Prabowo Alihkan Isu Hoax Operasi Plastik

MATA INDONESIA, JAKARTA – Kubu pemenangan Prabowo Subianto-Sandiaga mengopinikan sidang tahunan IMF dan Bank Dunia di Bali adalah forum mewah. Pernyataan ini disampaikan Koordinator Juru Bicara Badan Pemenangan Nasional Prabowo-Sandiaga, Dahnil Azhar Simanjuntak pada Jumat malam, 5 Oktober 2018.

Pernyataan Dahnil tersebut langsung dimentahkan Wakil Ketua Umum Partai Hanura, I Gede Pasek Suardika. Menurut dia, idde atau usulan Annual Meeting IMF-World Bank bukan datang secara mendadak. “Itu melalui usulan dan dibahas berbagai negara, termasuk Indonesia yang kalau tidak salah itu terjadi di masa pemerintahan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono usulannya,” kata Pasek di Jakarta, Minggu 7 Oktober 2018.

Tudingan kubu Prabowo tersebut, kata Pasek, merupakan usaha mendikotomikan antara pertemuan dunia yang jadi pertaruhan kehormatan Indonesia sebagai penyelenggara dengan bencana alam. Isu itu digoreng oleh kubu Prabowo untuk alihkan isu operasi plastik hoax yang gagal total.

Dengan memainkan isu itu, kubu Prabowo ingin membuat kesan peduli rakyat Sulawesi Tengah. Hal ini berbeda saat awal pascabencana, mereka lebih memilih mengkapitalisasi isu penganiayaan dikaitkan dengan isu cara PKI.

Mengenai tudingan bahwa IMF Annual Meeting adalah kegiatan yang menghabiskan Rp 6 triliun, Pasek menyanggahnya dengan berpendapat bahwa pemerintah menggunakan biaya kurang lebih Rp 1 triliun. Jumlah itu memiliki dampak eksistensi negara yang luar biasa.

Jika dihitung, dengan peserta 31 ribu, kalau saja setiap orang rata-rata selama event belanjakan 1.000 dolar AS, maka akan terbelanjakan 31 juta dolar AS. Dengan posisi mereka bukan kelas “turis backpacker” maka belanjanya bisa 3.000 sampai 5.000 dolar AS. Bahkan banyak diantara mereka menambah menginap lanjut berlibur.

Semua uang yang beredar itu diterima langsung oleh rakyat lewat sektor pariwisata dan kerajinan serta jasa pariwisata. Karena itulah, diperkirakan ekonomi yang rata-rata tumbuh 5 persen, maka selama perhelatan diperkirakan bisa diatas 7 persen untuk regional Bali sekitarnya.

“Otomatis pertumbuhan Ekonomi regional khususnya Bali akan naik, karena ada 31 ribu orang yang terlibat. Uang penyelenggaraannya itu mayoritas beredar di Indonesia. Baik akomodasi, transportasi, sarana dan prasarana,” kata dia.

Cara pembodohan publik yang dilakukan kubu Prabowo, kata dia, dinilai mubadzir. Padahal sangat strategis bagi eksistensi bernegara dan kalau mereka punya rasa nasionalisme kuat sekuat ambisi kekuasaannya, maka kehormatan negara harus diutamakan. “Ini bukan sekedar meeting, ini adalah stimulan ekonomi.”

Dirinya juga menyinggung kenapa mereka begitu takut melihat Indonesia sukses sebagai ke penyelenggara besar kelas dunia di berbagai sektor. Kalau pun minta dibatalkan apa mereka memang orang yang tidak mengerti soal tata kelola uang pemerintahan.

Atas tudingan tersebut, Pasek menilai tampaknya setelah tidak jelas visi misi dan programnya bisa dipahami rakyat, kubu Prabowo Sandi hanya memainkan politik memanfaatkan gelombang. “Ketika gelombang datang maka mereka segera surfing dengan berbagai isu atau propaganda tanpa sibuk urusan subtansial lagi,” kata Pasek.

Ia pun mengajak mereka untuk membangun Pilpres 2019 dengan kekayaan gagasan. Sebab sampai saat ini kampanye pilpres masih tidak bergeser soal urusan barang rongsokan. “Masih seputar kualitas kardus, plastik, dan hoax saja,” ujarnya. (Rayyan Bahlamar)

Tags

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Close