Kisah

Hadiri Dies Natalis ke-60 Unpad, Presiden Jokowi Sempatkan Diri Jadi Imam Untuk Shalat

Jakarta (MI) – Pada masa pemerintahan Presiden Jokowi diisukan bahwa pemerintahan saat ini tidak dekat dengan umat Islam, isu itu terus di buat secara negatif untuk melemahkan pemerintahan presiden Jokowi. Berbagai opini dan propaganda negatif terus menerus disiram para penggiat ujaran kebencian agar rakyat Indonesia meyakininya.

Sosok Presiden Jokowi bilamana perlu akan dibuat berhadap-hadapan dengan umat Islam dengan berbagai opini dan klaim bahwa umat Islam Indonesia hanya milik kelompok dan partai tertentu bilamana isu tersebut dihembuskan dari pihak politikus.

Dalam rangkaian kunjungan Presiden Jokowi ke Jawa Barat untuk menghadiri Dies Natalis Universitas Padjajaran (Unpad), yang luput dari sorotan media dan para penggemar wefie dengan presiden adalah saat Presiden menjadi Imam shalat di Masjid Al Jihad, Unpad. Tampak dibarisan makmum Wakil Gubernur Jawa Barat Deddy Mizwar, Kepala KSP Teten Masduki, Menteri PUPR Basuki Hadimuljono dan Mensesneg Pramono Anung bersama jamaah mesjid lainnya.

Dikutip dari tribun jabar setelah melaksanakan salat dan keluar dari masjid, masih banyak orang, termasuk wartawan menunggu untuk mengambil foto bersama Jokowi.

Hal-hal lain yang diangkat media massa pada kunjungan Jokowi di Unpad antara lain sorotan netizen kepada Jokowi mengenai pernikahan Raisa, akibat dampak buruk media sosial yang hanya dikendalikan oleh kelompok tertentu. Kepala Negara mengemukakan, satu dua hari lalu dirinya dikomplain mengenai artis Raisa. “Pak Presiden ini satu lagi aset Indonesia lepas ke tangan asing, karena ternyata suaminya orang Australia,” ungkapnya.

Itu belum dijawab, menurut Presiden, sudah muncul lagi. “Pak ini satu lagi Pak aset Indonesia lari ke tangan asing. Siapa lagi ini? Itu Pak, Claudia Cyntia Bella dinikahi orang Malaysia,” kata Presiden seraya menambahkan, hal-hal seperti ini dulu tidak pernah disampaikan langsung ke Presiden. Tapi sekarang, bisa disampaikan langsung ke pemerintah.

Inilah salah bentuk keterbukaan dan menurut Presiden semua harus siap menghadapinya. Namun tentunya tetap dalam koridor literasi dan fakta yang sesungguhnya, tidak berlandaskan atas asumsi sepihak apalagi menutup diri untuk tidak melihat fakta-fakta lainnya, “sebagai agen perubahan Universitas harusnya mengantisipasi perubahan-perubahan itu.” Ujar Jokowi.

Tampak hadir dalam Dies Natalis ke-60 Universitas Padjadjaran, di antaranya Kepala Staf Kepresidenan Teten Masduki, Sekretaris Kabinet Pramono Anung, Menkominfo Rudiantara, Menteri Pariwisata Arief Yahya, Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Basuki Hadimuljono, Rektor Universitas Padjadjaran Try Hanggono Ahmad, Wakil Gubernur Jawa Barat Dedy Mizwar, dan civitas akademika Universitas Padjajaran Bandung.

Berbagai Isu Pemerintahan Presiden Jokowi terutama Phobia Islam tentu hanya menjadi fitnah belaka dari kelompok yang memang menghendaki Sosok Presiden Jokowi dijauhi Umat Islam. Bahkan ketika Polri mengungkap kelompok penyebar kebencian seperti saracen, tampak dengan jelas linimasa para pelaku penyebar hatespeech yang telah ditangkap hanya fokus pada isu memecah belah pemerintah dengan umat Islam khususnya dan penguatan isu SARA yang sangat berpotensi memecah belah persatuan dan kesatuan rakyat Indonesia. (FC)

Tags

Related Articles

Close