Headline
Hercules Pesawat Harapan Korban Bencana
Bukan hanya makanan tetapi sejumlah peralatan bahkan ambulans lapangan pun diangkut untuk memulihkan kondisi pasca gempa yang menjadi harapan para korban.

MATA INDONESIA, JAKARTA – Menteri Koordinator bidang Politik Hukum dan Keamanan (Polhukam) Wiranto Sabtu 29 September 2018 malam mengungkapkan kepada pers bahwa pemerintah pusat akan mengirim logistik bantuan dan peralatan untuk memulihkan kondisi di Palu dan Donggala dengan pesawat Hercules C-130. Bukan hanya makanan tetapi sejumlah peralatan bahkan ambulans lapangan pun diangkut untuk memulihkan kondisi pasca gempa yang menjadi harapan para korban.
Pada setiap bencana pemerintah mana pun sepertinya selalu mengandalkan produk Lockheed Martin Amerika Serikat itu. Dari luar pesawat itu memang terlihat super jumbo. Tetapi bukan kesannya saja, pesawat dengan kapasitas muat 20 ribu kilogram tersebut mampu mengangkut empat puluhan pasukan plus sebuah ambulans lapangan yang diterbangkan ke Palu.
Meski mampu mengangkut dalam jumlah banyak pesawat itu bisa take off dan mendarat di landasan yang cukup pendek, bahkan landasan darurat. Berdasarkan catatan wikipedia Hercules C 130 mampu lepas landas di landasan sepanjang 1093 meter.
Saat ini landasan pacu Bandara Mutiara Sis Al Jufri dikabarkan retak sepanjang 500 meter. Jika panjang seluruh landasan itu 2500 meter berarti masih ada 2000 meter yang masih baik dan sangat bisa didarati C 130.
Bahkan ada candaan yang khas di kalangan penerbang hercules. No runway? No problem.
Sabtu siang sejumlah menteri dan kepala lembaga negara telah mendarat di Palu sejak siang tadi, di antaranya Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi, Menteri Sosial Agus Gumiwang, Panglima TNI Jenderal Hadi Tjahjanto, Wakapolri Komjen Ari Dono, Menkominfo Rudiantara, dan Kepala Basarnas FHB. Soelistyo. Di antara mereka ada yang diantar Hercules di samping mengantar bantuan pangan dan obat-obatan.
Hercules sudah akrab di telinga warga Indonesia di era tahun 60-an. Bahkan Indonesia ini adalah negara Asia pertama yang menggunakan C-130.
Hal itu bisa terjadi sebagai hasil pertukaran dengan pilot AS yang ditembak jatuh di wilayah Indonesia. Tetapi Pemerintah Soekarno melepasnya. Maka saat menerima kunjungan Presiden Soekarno tahun 1959, Presiden AS John F Kennedy menyampaikan rasa terima kasih atas sikap Indonesia itu.
Sebagai ungkapan terima kasih, Kennedy menawarkan “pengganti” Pope.
Berdasarkan saran Panglima AU, Laksamana Madya Udara Suryadarma, Presiden Soekarno pun memilih C-130 B sebagai penggantinya dan Kennedy memberinya 10 pesawat. Sebenarnya tentara Kerajaan Inggris sudah lebih dahulu menggunakan pesawat itu tetapi tipe lamanya yaitu C-130A.
Saat ini Lockheed Martin sedang memproduksi seri terbaru yaitu C -130J yang dijuluki dengan “super hercules.” Seri itu didesain mudah dioperasikan yaitu dengan hanya tiga orang awak yaitu pilot, kopilot, dan load master.
Sebelumnya hercules sedikitnya dioperasikan lima awak. Selain tiga profesi itu di tambah flight engineer dan navigator. Pada varian terbaru C-130 peran keduanya diganti dengan sistem avionik dan panel kokpit yang lebih sederhana menggunakan konsep multi function display. Bahkan C-130J pun sudah menggunakan sistem Head Up Display untuk menampilkan fungsi dan informasi vital penerbangan.
C-130J terbang lebih jauh dari seri pendahulunya, membawa muatan lebih banyak, dan tentu saja lebih cepat dibandingkan varian Hercules pendahulunya (dari seri A sampai dengan H). Itu semua berkat mesin Rolls Royce AE2100D3 turboprop dan baling-baling enam bilah Dowty R391 yang mampu menyemburkan daya 4.637 shp sebuahnya, naik 300hp dibandingkan mesin Allison T56 yang mentenagai Hercules versi lama.
Apa pun itu kehadiran Hercules keluarga C-130 selalu menjadi harapan para korban bencana yang membutuhkan bantuan segera.