HeadlineKisah

Ilmuwan Amerika: Korban Tsunami Palu Seharusnya Sedikit

Banyaknya korban juga mengindikasikan sistem deteksi dan peringatan tsunami Indonesia kurang canggih.

MATA INDONESIA, JAKARTA – Gempa dan tsunami yang menghantam Palu dan Donggala Jum’at 28 September 2018 mengejutkan ahli geofisika dari Humbolt University California Jason Patton. Banyaknya korban juga mengindikasikan sistem deteksi dan peringatan tsunami Indonesia kurang canggih.

“Kami tidak memperkirakan tsunami akibat gempa tersebut sebesar itu,” ujar Patton kepada New York Times, Minggu 30 September 2018.

Jika dibanding Gempa Aceh tahun 2004 menurut Patton tsunami Palu seharusnya tidak besar dan mengakibatkan korban meninggal sementara hingga 800 an orang saat ini. Alasannya pergerakan Gempa Aceh saat itu bukan sekadar bergerak horizontal tetapi juga vertikal.

Sedangkan Gempa Palu gerakannya hanya horizontal sehingga seharusnya tidak mengakibatkan tsunami. Ternyata kenyataannya berbeda. Tetapi banyaknya korban jiwa itu bukan semata-mata perbedaan itu, menurut Patton hal itu menandakan tidak adanya sistem peringatan yang canggih.

Hal senada diungkapkan Kepala Pusat Data Informasi dan Hubungan Masyarakat (Pusdatin dan Humas) Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Sutopo Purwo Nugroho. Menurutnya sejak diadakan banyak buoy tsunami yang beroperasi lagi pada 2012.

Sejak saat itu Indonesia tidak memiliki alat pendeteksi tsunami saat ini. Pengadaannya karena minim anggaran.

Padahal buoy tsunami diperlukan untuk memastikan bencana tersebut. Di Indonesia koordinator pengoperasian tsunami early warning system adalah Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG).

Sutopo menegaskan Indonesia sangat memerlukan buoy tsunami tersebut. Alasannya sangat panjangnya garis pantai yang dimiliki negeri ini.

Apalagi Indonesia merupakan negara yang sangat rawan dihantam tsunami. Repotnya buoy yang disebar di sejumlah perairan di Indonesia ternyata rawan dicuri oleh orang-orang tak bertanggungjawab. Seharusnya tsunami Aceh menjadi pelajaran bagi warga negara Indonesia yang bermukim di situ.(kris)

Tags

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Close