Kisah
Indonesia di Urutan ke-21 dari 113 Negara Dalam Indeks Keberlanjutan Pangan

Jakarta (MI) – Kementerian Pertanian mengungkapkan Indonesia berada pada urutan ke-21 negara yang diperingkat dalam Indeks Keberlanjutan Pangan. Laporan itu dipublikasikan The Economist Intelligent Unit (EIU) serta Barilla Center for Food and Nutrition Foundation (BCFN), menyusul laporan Indeks Ketahanan Pangan Global yang dirilis sebelumnya.
“Tadi subuh saya terima pesan pendek, indeks pertanian Indonesia berada di urutan ke-21 dunia dari 113 negara,” ucap Menteri Pertanian Amran Sulaiman di Auditorium Kementan, Ragunan, Jakarta Selatan, Senin (3/7).
Amran merujuk pada dua hasil riset yang dirilis EIU. Lembaga riset dan analisis ekonomi yang berpusat di Inggris tersebut pada Desember 2016 merilis laporan Food Sustainability Index yang memilih Indonesia sebagai salah satu dari 25 negara yang diteliti.
Pemilihan didasarkan pada jumlah populasi penduduk di negara-negara ini yang mencapai lebih dari 60 persen serta sudah mencakup 87 total Produk Domestik Bruto (PDB) dunia. Riset tersebut tersusun dari 58 indikator dalam tiga aspek yakni pertanian berkelanjutan (sustainable agriculture), susut pangan dan limbah (food loss and waste) serta gizi (nutritional challenges).
Sedangkan dalam aspek food loss and waste serta nutritional challenges, Indonesia berada dalam kategori menengah dalam upaya mengatasi penyusutan pangan, defisiensi mikronutrien, prevalensi kelebihan dan kekurangan gizi, kelebihan gula, serta kemampuan membeli makanan segar.
Amran juga merujuk penelitian pada Juni 2016 yang juga dilakukan EIU bersama DuPont, yang menempatkan Indonesia dalam peringkat 71 dari 133 negara dalam Global Food Security Index. Penelitian yang satu ini menakar isu-isu penting terkait keterjangkauan, ketersediaan, dan kualitas pangan di tiap negara.
Ia mengaku bangga dengan pencapaian ini, kendati ini bukan prestasi Kementan semata. “Kita mendapat apresiasi dari Presiden atas kinerja dan capaian kita. Ini ada tanda-tanda baik. Mimpi kita dalam satu-dua tahun ke depan, Indonesia bisa menjadi 10 besar dunia di bidang pangan,” ujarnya. (RSD/AVR)