News
Indonesia Menjadi Ladang Bandar Narkoba Internasional, Sekitar 250 Ton Narkoba dari China.

Yogyakarta (MI) – Kepala Badan Narkotika Nasional Komjen Pol Budi Waseno mengatakan, jumlah narkotika yang masuk ke Indonesia sangat besar. Ia menerima data dari Tiongkok, bahwa jumlah narkotika yang masuk pada tahun 2016 mencapai ratusan ton. “Data yang saya terima dari China menyebutkan sebanyak 250 ton narkotika masuk ke Indonesia di tahun 2016, data ini akurat,” jelasnya.
Pihaknya mengaku sering kecolongan terkait masuknya narkoba dari luar negeri tersebut. Keterbatasan segi kekuatan dan teknologi yang dimiliki, menjadi salah satu penyebab beberapa kali kasus masuknya narkoba ke Indonesia.
Lebih lanjut Buwas mengingatkan semua pihak bahwa Indonesia sudah menjadi ladang empuk bagi pengedar narkoba internasional. “Kita itu menjadi pangsa pasar yang besar bagi pelaku narkoba, buktinya kemarin disuplai satu ton sabu-sabu ke Indonesia,” katanya di Kepatihan Yogyakarta, Jumat (21/7/2017).
Banyak celah pintu masuk narkoba ke Indonesia. Terlebih, Indonesia merupakan negara kepulauan yang memiliki banyak pelabuhan. “Sebulan sebelum puasa kita kecolongan lima ton sabu-sabu masuk Indonesia,” jelas Buwas.
Masuknya narkoba ke Indonesia, kata dia, karena masih ada petugas yang membantu melancarkan kiriman narkoba. Tidak heran, pihaknya menindak tegas siapapun, termasuk aparat yang justru menjadi jaringan bandar narkoba. Sanksi tegas pasti diberikan pada oknum-oknum tersebut. “Oknum yang membantu peredaran pasti ada, seperti kemarin ada dari oknum kepolisian dan macam-macam. Oknum itu selalu ada, karena itu yang dibutuhkan oleh jaringan narkoba untuk memperlancar peredaran mereka,” katanya.
Lebih lanjut Buwas menyampaikan bahwa minggu lalu pihaknya berhasil menangkap sindikat pemasok narkoba dari China ke Indonesia di kawasan Banten dengan mengamankan barang bukti 1 ton shabu, selain itu juga terungkap jaringan narkoba di Jakarta dan beberapa tempat lainya dengan barang bukti puluhan kilogram shabu.
Dengan terungkapnya kasus itu, menurutnya, sudah menyelamatkan lebih dari lima juta jiwa masyarakat Indonesia akan ketergantungan narkoba. Beberapa bulan sebelumnya, pihaknya kecolongan karena suplai narkoba jauh lebih besar telah masuk Indonesia, demikian jelas Kepala BNN. (TGM)