Kisah

Infrastruktur Papua, Impian Soeharto yang Disempurnakan Jokowi

MATA INDONESIA, JAKARTA – Peristiwa penembakan 31 pekerja Trans Papua di Kabupaten Nduga, Papua ternyata bukan sekadar aksi teror untuk merampas harta benda, tetapi aksi penolakan kelompok teroris Papua terhadap pembangunan jalan tersebut seperti diungkapkan juru bicaranya Sebby Sanbom. Padahal Presiden ke-2 Republik Indonesia, Soeharto, menyatakan infrastruktur jalan di Papua sangat penting untuk memajukan daerah tersebut dan disempurnakan Jokowi.

Pernyataan Pak Harto muncul lagi melalui video berdurasi 3,24 menit yang diunggah akun Hallo Papua di platform youtube.

Tidak diketahui Soeharto yang mengenakan baju putih-merah tersebut berbicara dalam acara apa. Dia seperti berbicara di hadapan banyak audiens yang mengusulkan pembangunan di Irian Jaya (Papua sekarang).

Saat itu, Presiden menyatakan sudah membentuk tim khusus sebagai think tank pembuatan program-program yang bisa memajukan Papua.

Menurut Soeharto, untuk memajukan daerah itu yang penting diselesaikan adalah infrastruktur atau pembangunan jalan. Fokus pemerintahannya saat itu adalah membangun jalan dari Jayapura sampai Wamena.

“Kalau jalan itu sudah terbuka masyarakat bisa ditarik ke sekitar jalan tersebut untuk berkebun (program inti rakyat). Kalau jalan itu tidak ada apa pun yang dibangun dan dihasilkan di Wamena tidak akan ada artinya,” kata Pak Harto dalam video yang diunggah 25 April 2018 itu.

Kalau tidak ada jalan, menurut Pak Harto, produk dari warga Wamena tidak akan bisa dijual ke luar daerah itu, seandainya dipaksakan harus menggunakan pesawat terbang yang berarti harga barang jadi sangat mahal.

Ternyata jalan impian Pak Harto itu tak pernah tersambung mulus sejak dibangun tahun 1980 -an, bahkan hingga beliau wafat 27 Januari 2008.

Memang benar Jayapura-Wamena tersambung dan diresmikan Presiden Soeharto Januari 1998. Namun kondisinya waktu itu belum siap operasi karena baru sebagai kecil saja yang beraspal, sedangkan jembatan-jembatan yang ada di ruas sepanjang 575 kilometer tersebut pada umumnya masih terkesan darurat.

Era Presiden Jokowi lah yang menuntaskan semua impian Soeharto setelah 38 tahun itu, sejak 2014. Jika tak ada aral melintang awal 2019 poros Jayapura-Wamena itu sudah bisa dilalui kendaraan, meski di beberapa bagian hanya bisa dilalui kendaraan penggerak empat roda.

Seperti halnya Pak Harto yang ingin kesejahteraan rakyat Papua meningkat, Jokowi juga selalu menegaskan alasannya memrioritaskan membangun jaringan jalan di Papua untuk menerapkan prinsip keadilan sosial di daerah paling timur Indonesia itu.(Nefan Kristiono)

Tags

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Close