Pemilu
Ini Capres Indonesia yang Menarik Perhatian The Guardian, Bukan Jokowi, apalagi Prabowo

MATA INDONESIA, JAKARTA – Fenomena pasangan calon presiden dan calon wakil presiden palsu Nurhadi-Aldo menarik perhatian media Inggris ternama The Guardian. Media itu justru tertarik dengan kependekan nama mereka sehingga memberi judul laporannya “Vote ‘Dildo for Indonesia’: rivals for president find young voters hard to please.”
The Guardian menyebut pasangan mainan itu dibentuk kelompok milenial yang tidak puas terutama terhadap pilihan cawapres, Jokowi. Nama “Dildo untuk Indonesia” meski vulgar dinilainya kreatif bagi dunia politik.
Laman berita itu menyatakan Nurhadi-Aldo ternyata mampu menarik perhatian 400 ribu pengikut di instagram, ribuan di twitter dan Facebook sejak diciptakan bulan lalu.
Saat mewawancarai salah seorang creatornya Edwin, Guardian mengungkapkan bahwa pembentukan “Dildo” merupakan gerakan yang menciptakan udara segar untuk dunia politik Indonesia.
“Inilah perspektif baru, cara baru untuk menikmati politik dan drama dari elit politik yang selalu pandai berargumen, tetapi sebenarnya tidak mewakili aspirasi kami,” kata Edwin.
Selain membuat kependekan nama yang memancing tawa, program yang mereka ajukan pun memiliki maksud yang sama seperti program subsidi tagihan warnet bagi umum yang disingkat “Prostat Bau.”
Edwin dan kawan-kawannya juga mengejek konflik kepentingan antara pemilik media dan partai politik. Kadang mereka menggunakan karikatur Karl Marx untuk membuat ejekan atas fenomena politik yang terjadi.
Hal lain yang menarik The Guardian adalah Dildo sangat pro dengan hak LGBT dan menghalalkan ganja.
Edwin merancang pasangan Dildo dengan tujuh temannya melalui laman komedi. Dia telah mendapat izin dari seorang pemijat dari Kudus dijadikan sebagai Nurhadi, sedangkan Aldo benar-benar karangan mereka sendiri dengan memadukan dua wajah yang berbeda.