
MATA INDONESIA, JAKARTA – Kelompok teroris menutup akhir tahun 2018 dengan serangan teror. Seorang penambang emas di Kabupaten Parigi Moutong, Sulawesi Tengah tewas dimutilasi dan dua anggota polisi ditembak.
Aksi teror itu terjadi pada Minggu 30 Desember 2018. Awalnya anggota dari Polres Parigi Moutong mendapat laporan penemuan kepala korban berinisial A oleh warga dan langsung melakukan penyelidikan di tempat kejadian perkara (TKP).
Namun saat penyelidikan, mereka diserang dengan rentetan tembakan. Dua anggota polisi yaitu Bripda Baso dan Bripka Andrew tertembak. “Benar ada kejadian anggota kami dihadang dan ditembak saat mengevakuasi korban mutilasi,” kata Wakapolda Sulteng Kombes Setyo Boedi Moempoeni Harso, Selasa 1 Januari 2019.
Menurut Karo Penmas Divisi Humas Polri Brigjen Dedi Prasetyo, sebelum tertembak, kedua polisi itu sempat berhenti. Mereka berniat menyingkirkan batang pohon yang tersusun dan menghalangi jalan.
“Saat itu Bripda Baso yang berboncengan dengan Bripka Andrew akan membersihkan ranting tersebut, agar kendaraan yang digunakannya bisa melewati jalan tersebut,” kata Dedi.
Tak berselang lama, Bripka Andrew dan rombongan ditembaki dari arah gunung. Rombongan polisi yang ada di belakang kedua korban langsung memberikan tembakan balasan ke arah pelaku.
“Tim yang berada di belakang (Bripka Andrew dan Bripda Baso) saat itu langsung memberikan tembakan balasan ke arah punggung gunung dan lereng gunung guna mengamankan TKP kontak tembak. Agar tim bisa mengevakuasi rekan yang terkena tembak,” ujar Dedi.
Kontak tembak itu berlangsung sekitar 30 menit. Kedua polisi yang jadi korban, kata dia, langsung diselamatkan dan dibawa ke puskesmas. Sementara pelaku penembakan yang diduga kelompok Mujahidin Indonesia Timur (MIT) eks anggota Santoso itu masih diburu.
Polisi menyebut pelaku diduga dilakukan kelompok Mujahidin Indonesia Timur (MIT) eks anggota Santoso yang saat ini dipimpin oleh Ali Kalora. Kelompok ini sengaja melakukan pembunuhan untuk memancing polisi muncul di lokasi penembakan.
Korban pembunuhan tersebut yang dilaporkan masyarakat sepotong kepala yang diletakan kelompok tersebut di atas jembatan desa. “Pelakunya adalah kelompok DPO MIT Poso yang dipimpin Ali Kalora cs,” kata Dedi.