News

Ini Kualitas Ngaji Qur’an Jokowi dan Prabowo, Hayo Fasih Mana?

MATA INDONESIA, JAKARTA – Proses pemilihan presiden belakangan ini menjadi semakin panas terutama setelah Ikatan Da’i Aceh (IDA) mengajukan tantangan membaca Al Qur’an untuk kedua pasangan calon, Jokowi – Ma’ruf Amin dan Prabowo Subianto – Sandiaga Uno. Tetapi publik lebih tertarik hanya menyoroti kemampuan Jokowi dan Prabowo, Mataindonesia.id mencoba memetakan kualitas ngaji kedua capres itu.

1.Jokowi
Dia belajar Islam dari beberapa ulama, tetapi yang dianggap paling berpengaruh padanya adalah ustadz Mudhakir dan KH Abdul Karim Ahmad yang akrab dipanggil Gus Karim. Tetapi Mudhakir lah yang mengenalkan Jokowi dengan bahasa Arab pada 2001.

Berbeda dengan Prabowo, menurut Mudhakir, presiden yang belajar ilmu itu saat masih menjadi pengusaha furniture di Solo, termasuk cepat memahami dan sangat tekun mengikuti pengajian tersebut. Awalnya Jokowi yang ketika itu masih berusia 41 tahun ditemani putra bungsunya Kaesang Pangarep.

Tak berapa lama mengikutinya, Kaesang memutuskan berhenti. Jokowi tetap lanjut selama setahun, dua kali seminggu. Pengajian itu berhenti juga bukan karena pesertanya, tetapi karena sang guru, Mudhakir harus pindah kota untuk bertugas sebagai pegawai negeri sipil.

Menurut Mudhakir, ilmu yang dia ajarkan kepada Jokowi saat itu dari Iqro 1 sampai dengan Iqro 5. Artinya calon presiden nomor urut 01 itu sudah mampu membaca Al Qur’an sejak 16 tahun lalu.

Sementara untuk urusan fikih, Jokowi mendapat ilmu dari Gus Karim. Dia salah satu guru pengajian di Majelis Bening Ati yang diikuti Jokowi sejak 2001.

Di majelis itu bersama sejumlah pengusaha muda Solo saat itu mereka belajar tentang zakat, sedekah, dan infak. Gus Karim yang juga pengasuh Pondok Pesantren Al Quraniy Azzayadiy itu juga memberi kesaksian bacaan Al Quran Jokowi relatif lancar. Dia sangat yakin jika mantan muridnya akan lolos jika mengikuti tes yang dilakukan IDA.

2. Prabowo
Diketahui belajar membaca Al Qur’an dari Ustadz Ansufri Idrus Sambo yang pernah aktif di Gerakan 212.

Menurut pengakuannya Prabowo belajar mengaji dengannya saat mereka di Yordania pada 1998. Menurut Ansufri saat itu mantan Panglima Kostrad sedang melakukan uzlah atau menyendiri usai dicopot dari jabatannya itu.

Secara kebetulan pada tahun itu Ansufri juga dikirim ke negara itu untuk menuntut ilmu. Namun batal karena tidak sesuai dengan harapannya sampai dia memutuskan tinggal sementara di negara tersebut. Singkat cerita sang ustadz dikenalkan kepada Prabowo oleh aktivis Islam Sumargono dari KISDI.

Menurut penuturan laki-laki yang lebih dikenal dengan sebutan Ustadz Sambo itu, Prabowo hanya belajar mengaji kepadanya hanya sekitar 20 kali pertemuan. “Ngajinya setengah jam, ngobrolnya 2,5 jam,” katanya.

Prabowo belajar mulai dari Iqro 1 saat usianya sekitar 50 tahun dan berakhir setelah mempelajari Iqro 2. Hasilnya menurut Sambo, sanggup membaca surat Al Fatihah dan Al Ikhlas.

Saat terakhir bertemu dia memeriksa kembali kemampuan mantan muridnya itu, ternyata masih mampu melafalkan kedua surat pendek tersebut walaupun jauh dari sempurna.

Tags

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Close