News
Ini Respon Ma’ruf Amin Soal Pembubaran Tradisi Sedekah Laut di Bantul

MATA INDONESIA, YOGYAKARTA – Calon Wakil Presiden nomor urut 02, KH Ma’ruf Amin angkat bicara soal pembubaran secara paksa tradisi sedekah laut di Pantai Baru Pandansimo Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) Jumat 12 Oktober kemarin.
Mantan Rais Aam PBNU ini menyatakan bahwa NU akan segera mengurai persoalan tersebut agar peristiwa ini tidak menjadi polemik. “Itu (polemik sedekah laut di Bantul) dibahas nanti di Bahtsul Masail ya,” kata Ma’ruf usai bertemu dengan Sri Sultan HB X di Keraton Kilen Yogyakarta, Senin 15 Oktober 2018.
Diketahui tradisi sedekah laut itu dibubarkan secara paksa oleh sekelompok orang dengan dalih bertentangan dengan ajaran agama. Terkait kasus ini, Ma’ruf kembali mengaku akan dihahas dalam forum Bahtsul Masail di Pengurus Wilayah (PW) NU DIY. “(Dibahas) Bahtsul Masail di sini (PWNU DIY) ya,” kata dia.
Sebagai informasi, Bahtsul Masail adalah forum diskusi keagamaan di lingkungan pesantren-pesantren yang berafiliasi dengan NU. Berbagai persoalan agama yang belum ada hukumnya akan dibahas di forum tersebut.
Sementara Sekjen Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Helmy Faishal Zaini menilai aksi itu tergolong main hakim sendiri. “Masyarakat tidak boleh main hakim sendiri, Indonesia itu bukan negara agama, tapi negara yang beragama. Kalau ada tudingan kegiatan itu dianggap musyrik, lha orang-orang yang bukan beragama Islam bisa dianggap musyrik semua, dan bisa dibenarkan dong untuk melakukan pelarangan peribatan dan seterusnya,” kata Helmy.
Helmy pun mengajak seluruh lapisan masyarakat untuk menghormati ragam budaya bangsa Indonesia yang majemuk. Menurutnya, banyaknya kebudayaan lokal di Indonesia merupakan khazanah kekayaan bangsa.
Sebab soal keyakinan agama masing-masing bagaimana kita menguatkan di masing-masing, tapi tidak boleh melakukan perusakan pelarangan. “Kita negara hukum, sudah ada rambu undang-undang,” ujarnya. (Rayyan Bahlamar)