News
Ini Strategi Kemenpar Jaring Wisatawan Milenial

MATA INDONESIA, JAKARTA-Kementerian Pariwisata (Kemenpar) terus berupaya untuk mengaet para wisatawan untuk datang ke tempat wisata yang ada di Indonesia.
Tak hanya wisatawan lokal dan luar negeri saja, kali ini pasar Milenial mulai di bidik karena memiliki potensi besar untuk mendongkrak angka kunjungan wisatawan.
Untuk itu, melalui Focus Group Discussion (FGD), Kemenpar menyiapkan strategi untuk menjaring wisatawan milenial.
“Digital dan millennial sangat erat kaitannya. Kenapa pariwisata bisa tumbuh besar, karena digital. Itu yang membuat kita berbeda. Lifestyle saat ini sudah berubah dan millennial adalah masa depan,” ujar Menteri Pariwisata Arief Yahya, Jumat 26 Oktober 2018.
Berdasarkan survei Everbrite-Harris Poll 2014, generasi milenial lebih memilih menghabiskan uang untuk mendapatkan pengalaman dibandingkan material goods.
Peluang ini yang tidak mau disia-siakan Kemenpar. Menurutnya dalam dunia digital, apapun yang akan dilakukan, sudah diketahui. Pertama milenial yang memiliki needs dan behavior, karena mereka sangat tergantung pada teknologi dan sosial media.
Sementara Founder & Chairman MarkPlus, Hermawan Kartajaya, mengatakan pasar milenial atau Gen Y, adalah populasi terbesar di kawasan regional. Sehingga, menjadi target pasar mayoritas brand.
“Dengan dorongan teknologi, milenial menjadi generasi yang kreatif, aktif, dan inovatif. Plus mereka mengenyam pendidikan lebih baik dari pendahulunya. Sehingga milenial mampu menyerap informasi dengan baik dan aktif di media sosial,” katanya.
Millennials sangat percaya terhadap influencers dibandingkan endorsers. Dan, Instagram menjadi salah satu channel yang paling mereka gemari. Kemampuan brand untuk mengemas produk mereka secara instagramable-pun menjadi kewajiban untuk memikat milenial.
Deputi Bidang Pengembangan Industri dan Kelembagaan Kemenpar Rizki Handayani, mengatakan tahun 2019 lebih dari 50 persen pasar wisata Indonesia sudah didominasi milenial.
“Wisatawan milenial akan terus tumbuh dan menjadi pasar utama,” ujarnya.
Untuk pasar pariwisata Asia didominasi wisatawan milenial berusia 15-34 tahun hingga mencapai 57 persen. Di China generasi milenial akan mencapai 333 juta, Filipina 42 juta, Vietnam 26 juta, Thailand 19 juta, sedangkan Indonesia 82 juta.
Di era digital ini, kaum milenial adalah pemeran utama dalam menggunakan teknologi. Mereka membuat cara-cara lama tidak dipakai lagi. Milenial dan teknologinya bisa menyebabkan harga tidak naik meskipun rupiah turun. (Tiar Munardo)