News

Ini Teknik Judo yang Bisa Menghilangkan Nyawa Miftahul Jannah

Teknik judo yang bisa menyebabkan kematian bagi Miftahul tersebut adalah katame-waza

MATA INDONESIA, JAKARTA – Media sosial belakang ramai isu diskriminasi yang dialami Miftahul Jannah, judoka Indonesia yang berlaga di Asian Para Games 2018. Penyandang disabilitas netra atau Visual Impairment (VI) tersebut gagal turun di kelas 52 kg blind judo saat akan melawan Oyun Gantulga, judoka Mongol.

Ya, Ia dinyatakan kalah sebelum bertanding karena enggan melepas jilbab yang ia kenakan. Tak ayal kejadian ini justru ‘digoreng’ sejumlah politisi untuk menjatuhkan pasangan Joko Widodo dan KH Ma’ruf Amin.

Padahal dengan didiskualifikasinya Miftahul, wasit dari Federasi Judo Internasional (IJF) dan International Blind Sport Federation (IBSA) sebenarnya ingin menyelamatkan nyawa judoka asal Aceh tersebut. Sejumlah teknik dalam judo dianggap berbahaya bagi atlet normal pengguna jilbab, termasuk atlet difabel VI yang mengenakan jilbab.

Teknik judo yang bisa menyebabkan kematian bagi Miftahul tersebut adalah katame-waza atau teknik kuncian. Katame-waza sendiri bisa dikembangkan menjadi osaekomi-waza, shime-waza, kansetsu-waza.

Katame Waza
Katame Waza

Nah, untuk shime-waza bisa jadi teknik paling berbahaya bagi pengguna jilbab. Dalam teknik tersebut, kunciannya difokuskan ke arah leher lawan. Sebab teknik ini mempunyai tiga dasar: pertama, menekan salah satu arteri atau kedua arteri di sisi leher untuk membatasi aliran darah dan oksigen ke arah otak; kedua, menekan tenggorokan untuk menghentikan aliran udara ke paru-paru; dan ketiga, menekan dada atau paru-paru untuk mencegah lawan bernapas.

Variasi teknik lain dari shime-waza yakni kata-ha jime. Jika lawan menggunakan jilbab saat kata-ha jime diterapkan, judoka yang menerapkan kata-ha jime rawan melakukan kecurangan. Kunciannya fokus terhadap leher lawan, hampir semua teknik shime-waza juga berbahaya saat diterapkan terhadap lawan yang menggunakan jilbab

Apalagi saat ia gagal meraih kerah baju lawan, bukan tidak mungkin ia akan menarik jilbab yang dikenakan lawan. Selain itu, judoka yang menerapkan kata-ha jime bisa secara tidak sengaja menarik jilbab lawan saat melakukannya. Risiko itu tentu akan bertambah besar dalam kejuaraan blind judo.

So, alangkah baiknya masyarakat ini bisa menelaah terlebih dahulu sebuah ‘menggoreng’ sebuah isu demi kepentingan sesaat dan pembodohan publik. (Rayyan Bahlamar)

Tags

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Close