Jabat Kepala BNPB, Ini Cara Doni Monardo Hadapi Bencana di Indonesia

MATA INDONESIA, JAKARTA-Resmi menjabat sebagai kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Doni Monardo langsung dihadapkan dengan persoalan bencana yang sedang terjadi maupun sebelumnya, seperti penanganan tanah lonsgor di Sukabumi, Tsunami di Selat Sunda, erupsi gunung anak krakatau serta rekonstruksi dan rehabilitasi pascabencana di Lombok dan Palu.

Namun, dirinya telah memiliki cara untuk menanganinya, dan sudah terpikirkan harus seperti apa kedepannya. Tak hanya itu, dirinya akan melakukan koordinasi dengan beberapa pimpinan di lingkungan BNPB mengenai persoalan kebencanaan di Indonesia.

Mengenai bencana, kata dia Indonesia memiliki dua jenis bencana, yaitu bencana militer dan non militer. Bencana non militer menjadi perhatian dirinya, karena Indonesia berada di posisi strategis yang diapit dua benua dan ring of fire yang memungkinkan bencana luas.

“Gunung api bukannya hanya ratusan dan sebagian masih aktif. Dan beberapa ada di patahan lempeng yang setiap saat bisa bergerak,” katanya.

Sementara itu, mantan kepala BNPB 2015-2019, Willem Rampingilei menyebut BNPB punya tugas besar ke depannya. Lembaga yang mengurus kebencanaan di Indonesia itu masih terdapat banyak pekerjaan rumah (PR). Salah satunya tren bencana di Indonesia semakin bertambah ke depannya. Peran BNPB dinilai strategis dan harus lebih sigap menangani masyarakat.

Permasalahan bencana pun, kata dia semakin kompleks dan beragam. Dibutuhkan koordinasi yang baik antar lembaga pemerintah agar program bencana bisa diintegrasikan satu sama lain.

“Oleh karena itu BNPB bersama BAPPENAS punya blueprint yang kita namai rencana induk penanggulangan bencana dari tahun 2015-2045,” katanya.

Sebelumnya, usai dilantik oleh Presiden Joko Widodo di Istana Negara, Letjen Doni Monardo langsung mengikuti upacara serah terima jabatan sebagai kepala BNPB yang baru di Graha BNPB lantai 15, Jalan Pramuka, Jakarta Timur pada Rabu siang, 9 Januari 2019.