HeadlineNews

Jadi Ketum PSSI, Ahok Wajib Sembuhkan 5 ‘Borok’ Sepak Bola Indonesia Ini

MATA INDONESIA, JAKARTA – Mantan Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok diperkirakan bakal menghirup udara bebas pada 24 Januari 2019. Santer beredar kabar bahwa Ahok bakal mengisi posisi Ketua Umum PSSI menggantikan Edy Rahmayadi.

Menurut Direktur Jenderal Pemasyarakatan, Sri Puguh Budi Utami, Ahok mendapatkan total remisi atau pengurangan hukuman selama 3 bulan 15 hari. Artinya, jika dipotong remisi Natal akhir tahun ini, Ahok bakal bebas pada tanggal itu.

Meski belum bisa dipastikan kebenarannya, sebagian warganet bahkan mengajukan nama Ahok sebagai kandidat pucuk pimpinan organisasi sepak bola terbesar di Indonesia tersebut. Bukan tanpa alasan, gaya kepemimpinan Ahok dalam membawa perubahan sekaligus memerangi tindak korupsi di lingkungan Pemprov DKI Jakarta, dianggap jadi modal kuat untuk memajukan sepak bola Indonesia.

Lalu apa saja yang bakal dibenahi Ahok, jika ditunjuk sebagai Ketua Umum PSSI? Menurut catatan MataIndonesia, mantan suami Veronica Tan tersebut merupakan sosok yang memiliki integritas tinggi. Berikut beberapa ‘borok’ sepak bola Indonesia yang wajib disembuhkan Ahok, antara lain:

1.Pembinaan

Kejujuran dan ketegasannya pun diyakini bisa meningkatkan kualitas pembinaan bibit pemain sepak bola Indonesia, baik di dalam kompetisi maupun di kepengurusan organisasi.

2.Memilih pelatih yang berkualitas

Poin ini adalah aspek yang pertama. Pelatih sangat berperan dalam pelaksanaan program latihan sehari-hari yang intensif dan efektif (aspek yang kedua), serta sangat berperan dalam hal transfer ilmu (baik hal-hal tehnis, taktik, psikologi, fisik, maupun pengetahuan akan pentingnya gizi dan lain-lain). Ahok pun dikenal sebagai mantan Gubernur yang lihai dan jeli dalam memilih pejabat berkualitas.

3.Benahi fasilitas maupun faktor pendukung lainnya

Kualitas lapangan yang layak, tersedianya perlengkapan yang memadai, adanya kompetisi dan dukungan orang tua, adalah contoh pekerjaan yang harus dibenahi Ahok. Termasuk di dalamnya adalah pengaruh budaya (baik budaya klub, budaya keluarga, budaya sekolah, budaya agamis, budaya lingkungan sekitar dan budaya bangsa secara keseluruhan) pada perkembangan pemain.

4.Korupsi

Kita tentu setuju bahwa korupsi di kompetisi domestik menjadi penghambat kemajuan sepak bola Indonesia secara keseluruhan. Termasuk pendanaan lewat APBD sangat rawan untuk dikorupsi. Banyak oknum pelatih dan pemain sering diminta untuk memberikan kick back atau segepok uang kepada pengurus saat direkrut klub juga sudah jadi rahasia umum.

Sisi korupsi lainnya adalah pencurian umur. “Mengorupsi” umur sangat-sangat sering terjadi di seluruh Indonesia. Pemain berumur 12 tahun dengan mudahnya disulap menjadi berumur 11 bahkan 10 tahun. Caranya lagi-lagi dengan korupsi; bayar sana-sini. Hasilnya semua berkas-berkas lengkap “membuktikan” bahwa anak tersebut “benar-benar” berumur sepuluh tahun.

Yang terakhir adalah dugaan praktik pengaturan skor. Perilaku korup ini membuat persepakbolaan Indonesia tak berkembang, karena kompetisi yang tak adil.

5.Disiplin

Ingin membantu sepakbola Indonesia? Ahok bisa memulainya dengan membiasakan disiplin baik di organisasi maupun klub-klub sepak bola di Indonesa. Karena dengan kedisiplinan, Ahok bisa mengubah Indonesia menjadi lebih baik, termasuk sepakbola Indonesia.

Tags

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Close