HeadlineNews

Jika Prabowo Benar Didukung PKI dan HTI, Ini Bahayanya bagi Indonesia?

MATA INDONESIA, JAKARTA – Partai Komunis Indonesia (PKI) dan Hizbut Tahrir Indonesia (HTI) sama-sama dua organisasi yang sudah dibubarkan oleh pemerintah atas dosa-dosa ‘pengkhianatan’ terhadap negara yang tak termaafkan.

PKI telah meninggalkan catatan darah di Indonesia, sedang HTI telah berkhianat pada NKRI dan Pancasila yang ingin digantinya dengan ideologi impor berbau radikalisme, yakni Khilafah.

Terus, apa jadinya negara Indonesia jika salah satu pasangan capres dan cawapres, yakni Prabowo-Sandiaga Uno didukung oleh sisa-sisa dua organisasi tersebut? Bukankah adik Prabowo, Hashim Djojohadikusumo mengatakan siap menampung dukungan dari anak-cucu simpatisan PKI, dan bekerja sama dengan HTI?

Lalu, jika Prabowo didukung PKI dan HTI, dan andaikata ia terpilih sebagai presiden, maka kira-kira seperti inilah jadinya negara Indonesia kita:

Jika Didukung PKI

Partai politik berlambang palu arit ini sudah tiga kali menyeret Indonesia pada perang saudara. Pertama tahun 1928, saat PKI melakukan pemberontakan kepada pemerintah Hindia-Belanda.

Kedua, tahun 1948, usia kemerdekaan Indonesia masih seumur jagung, PKI sudah mulai melakukan kudeta dengan membantai para santri dan kiai.

Peristiwa yang lebih buruk lagi dan masih terus diingat adalah kala PKI melancarkan Gerakan 30 September yang terjadi tahun 1965. PKI membantai enam jenderal dan satu perwira TNI, lalu jenazahnya dimasukkan ke dalam lubang di kawasan Lubang Buaya, Jakarta Timur.

Namun, pemerintah, khususnya TNI berhasil menumpas gerakan revolusi PKI itu dalam waktu singkat. Akhirnya PKI secara resmi dibubarkan dan menjadi organisasi terlarang, hingga saat ini.

Lalu, jika PKI dibiarkan bangkit kembali, maukah kita berada di bawah bayang-bayang perang saudara yang bisa pecah kapanpun?

Jika Didukung HTI

HTI yang secara resmi dibubarkan 2017 lalu belum pernah melakukan gerakan-gerakan yang secara langsung menimbulkan kerusakan secara fisik di negara kita. Namun, yang paling dikhawatirkan adalah ideologi atau gagasan-gagasan yang dibawa oleh organisasi terlarang ini.

HTI dengan konsep khilafahnya berkeinginan mengubah seluruh tatanan negara, mulai dari Pancasila, UUD 1945 dan seluruh turunannya, menjadi sebuah pemerintahan yang mereka klaim sepihak sebagai pemerintahan Islami, dipimpin khalifah, bukan presiden.

Bahkan, HTI menganggap, negara Indonesia sebagai sebuah sistem thogut, atau sistem yang tidak mentaati hukum-hukum Islam. Alasan ini membuat HTI harus menguasai Indonesia dan melakukan revolusi.

Apa jadinya negara kita jika HTI berkuasa, atau mengekor di balik penguasa yang didukungnya? Bisa jadi, segala sanjungan untuk Indonesia selama ini yang dianggap bangsa toleran akan lenyap.

Bagaimana nasib orang-orang yang berkeyakinan beda dengan HTI. Hampir dipastikan, ketidakadilan akan menghampiri umat lain jika HTI menitipkan pengaruhnya di penguasa yang didukungnya.

Intinya, siapapun capres atau cawapres yang didukung dua organisasi ini, jelas berbahaya bagi kelangsungan bernegara dan berbangsa. Dua organisasi ini adalah ancaman nyata bagi keragaman dan toleransi yang sudah mengakar bagi Bangsa Indonesia.

Tags

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Close