
MATA INDONESIA, KARAWANG – Indonesia dianugerahi oleh Allah SWT sebagai negeri yang memiliki banyak perbedaan. Mulai dari keberagaman, majemuk, berbeda suku, berbeda agama, berbeda adat, berbeda tradisi, berbeda bahasa daerah, dan lain-lain.
Dengan segala perbedaan itu, Presiden Joko Widodo mengajak seluruh rakyat Indonesia untuk merawat, menjaga, dan memelihara persaudaraan, kerukunan, dan persatuan bangsa. Dirinya tak menginginkan karena adanya perbedaan, menjadikan bangsa Indonesia tidak seperti bersaudara lagi.
“Saya kadang-kadang sedih kalau mendengar, ini biasanya dimulai gara-gara biasanya ini dari pilihan bupati, urusan politik, dimulai dari pilihan wali kota, dimulai dari pilihan gubernur, dimulai dari urusan presiden,” katanya di Pondok Pesantren Al Baghdadi, Rengasdengklok, Karawang, Jawa Barat, Sabtu 19 Januari 2019.
Menurut dia, perbedaan pilihan politik kadang membuat antar sesama tidak saling menyapa bahkan bermusuhan. Jokowi pun menginginkan hal itu jangan sampai terjadi pada jemaah maupun santri di pondok pesantren asuhan KH Junaedi Al Baghdadi.
Dirinya juga meminta rakyat Indonesia tidak terpengaruh hal-hal negatif, karena sudah paham apa yang diperbolehkan dan apa yang tidak. “Saya titip, jangan sampai tidak saling omong dengan tetangga, tidak saling sapa. Tidak saling menyapa antar kampung. Itu harus kita hindarkan,” katanya.
Soal pilihan politik, Presiden Jokowi menyarankan para jamaah untuk menggunakan hati nurani dan pikiran secara jernih. Ia pun menyampaikan pesan persatuan, agar jamaah jangan mendengarkan fitnah-fitnah dari sumber yang tidak jelas arahnya dan menyesatkan.
“Kalau ada pilihan bupati, dilihat ada A, B, C, ya dilihat saja pengalaman punya enggak, prestasinya ada enggak, rekam jejaknya ada enggak, programnya bagus enggak, idenya bagus enggak. Gagasan gagasannya bagus enggak, dilihat itu saja,” katanya.