
MATA INDONESIA, JAKARTA-Tudingan terhadap Presiden Joko Widodo (Jokowi) bahwa anti ulama, terjawab sudah. Hal itu terbukti dimana presiden ke-7 ini masuk daftar 500 Muslim Dunia Paling Berpengaruh Tahun 2019.
Dalam 50 nama teratas, Jokowi berada di urutan ke-16 deretan 50 muslim paling berpengaruh sedunia, mengalahkan Ketua Umum PBNU KH Said Aqil Siradj di urutan 20 (tahun lalu 22) dan Ulama/Ketua Umum MUI Jawa Tengah Habib Luthfi Yahya di urutan 37 (tahun lalu urutan 41).
Ada pula nama baru yang masuk, seperti Mohammed Salah pesepakbola Mesir yang bermain di Liverpool di urutan ke-46.
Daftar ini diterbitkan oleh Pusat Studi Strategi Islam Kerajaan (The Royal Islamic Strategic Studies Centre/RISSC), lembaga riset independen yang terafiliasi dengan Institut Aal Al Bayt Kerajaan untuk Pemikiran Islam, bermarkas di Amman, Yordania.
Buku edisi ulang tahun ke-10 ini merumuskan bahwa muslim berpengaruh adalah yang menimbulkan dampak terhadap dunia. Dampak ini bisa positif atau negatif, tergantung sudut pandang yang digunakan.
50 Nama Teratas (Top 50) didominasi oleh cendekiawan dan kepala negara. Ada 13 kategori secara keseluruhan dalam hal ini, yakni dalam bidang ilmu, politik, administrasi hubungan keagamaan, pengkhotbah dan pemimpin spiritual, filantropi/dermawan, isu sosial, sains teknologi, seni budaya, pembacaan Alquran, media, selebritas dan bintang olahraga, serta bidang ekstremisme.
Ada pula kategori 100 teratas, juga daftar 450 Muslim. Untuk kategori Sosok Tahun 2019 (Person of The Year), dua nama ditabalkan: Ahed Tamimi dan Mahathir Mohammad. Ahed adalah gadis Palestina yang terkenal gara-gara menampar tentara Israel, dan sosoknya menjadi populer.
Adapun Mahathir merupakan Perdana Menteri Malaysia adalah pria yang menjabat pada posisi Perdana Menteri untuk kedua kalinya, saat usianya menginjak 93 tahun. (Tiar Munardo)