CuitanHeadline

Kamu Beneran Hijrah atau Hanya Meraup Rupiah Saja?

MATA INDONESIA – Maraknya tren hijrah di kalangan artis dan anak muda zaman sekarang, membuat saya sedikit curiga. Diawali dari bisnis makanan hingga tiba-tiba saja ada artis yang sudah jarang terlihat di televisi, mondar-mandir di acara talkshow mengenai keputusannya berhijrah.

Dari artis yang penuh kontroversi hingga artis yang bisa disebut sekuter (selebriti kurang terkenal).

Bagaimana tidak, kurang lebih satu tahun lamanya berkecimpung di dunia televisi saya sering menjadi pendengar setia para artis yang sedang bingung mendongkrak popularitasnya karena tawaran job mulai sepi. Memilih Hijrah atau Hanya Meraup Rupiah Saja

Cara paling mudah dan terkesan elegan sekaligus tiba-tiba menjadi artis kesukaan rakyat Indonesia adalah memutuskan berhijab, atau menyumbangkan rejeki kepada panti asuhan lalu diunggah ke setiap sosial media yang memiliki banyak followers.

Angel Lelga adalah salah satu contoh kesukaan saya, setelah menjadi ‘istri siri’ raja dangdut tidak terlalu membuahkan hasil signifikan. Ia lantas mencoba peruntungannya dalam dunia politik.

Transformasi pun dilakukannya, dari yang biasanya tampil dengan baju terbuka, Angel Lelga yang tampil muslimah lengkap dengan hijab bewarna hijau terang yang menyilaukan mata.

Awalnya, saya berusaha untuk tidak skeptis dengan keputusannya untuk terjun di dunia politik, siapa yang tahu ternyata sang pedangdut memiliki rasa empati besar terhadap daerah di Indonesia, namun lagi-lagi saya menegak rasa kecewa.

Dalam suatu acara televisi, Angel Lelga tidak dapat mengelaborasikan visi-misi hingga program yang ia miliki apabila terpilih menjadi salah satu wakil rakyat.

Ya sudahlah, mungkin Angel Lelga belum memahami secara komprehensif mengenai tugas dan kewenangan sebagai wakil rakyat. Terkadang saya ingat apa yang pernah diutarakan Buni Yani, terpidana kasus ujaran kebencian yang tersangkut UU ITE dalam salah satu tweetnya. Ia pernah berkata, bahwa agama adalah sesuatu yang paling mudah dijual di Indonesia.

Sebenarnya hati kecil saya pada saat membaca tweet tersebut sempat terkekeh dan tidak percaya, masa iya ada yang lebih mudah dijual selain Es Kepal Milo? namun, dunia pertelevisian membuka mata saya lebar-lebar dan akhirnya saya mengamini hal tersebut.

Pada suatu acara, ada pembawa acara yang sering kali mondar-mandir nongol di televisi dan media online, mulai dari kasus pemukulan terhadap mantan pacar, menghapus tatto, mengejek hingga bertengkar dengan pedangdut yang diduga transgender, Lucinta Luna.

Acara tersebut seringkali mendapat teguran dari Komisi Penyiaran Indonesia, hingga share per day-nya mengalami penurunan, dan tentu saja sang pemilik stasiun televisi tidak senang mendapat kabar demikian.

Produser, tim kreatif hingga sang pembawa acara itu sendiri mulai kebingungan bagaimana agar acara ini bertahan dan sang pembawa acara aman posisinya di mata masyarakat. Harus diakui sang pembawa acara ini termasuk orang yang tidak disukai oleh kelompok ibu-ibu.

Tiba-tiba sang pembawa acara ini sering mengunggah quotes agamis, hingga menuliskan ayat-ayat kitab suci dan berubah menjadi bijaksana sekali, Beberapa hari kemudian ia tampil dengan mengenakan hijab panjang dan mendadak ia berbicara menjadi anggun bak pemuka agama.

Saya terheran-terheran bahwa masyarakat Indonesia yang tadinya menghujat dan membenci sang pembawa acara tiba-tiba langsung menyukai, mencintai hingga membawa nama sang pembawa acara ini ke dalam doa mereka.

Dapat ditebak, acara itu share-per-day-nya menjadi stabil dan semua berbahagia. tak lama kemudian, sang pembawa acara ini kembali membuka hijabnya dan kembali membuat status di sosial media dengan kata-kata tidak seronok dan membawa urusan ranjang dengan suaminya. Hehehehehe

Hal ini membuat saya makin mengamini, bahwa tren hijrah dapat dijadikan komoditas menarik untuk para artis yang mulai kehilangan popularitasnya. akun-akun instagram yang selalu mengunggah quotes agamis dengan mudah mendapatkan followers dan endorsement, apalagi seorang artis? tentu sangat menguntungkan, jika sang artis yang berhijrah tidak lagi menerima tawaran untuk tampil di acara talkshow, sang artis dapat dengan mudah menjual kue manis, baju muslimah, atau bahkan event untuk didatangi sekian puluh ribu orang.

Jika usaha tersebut juga belum menarik perhatian media dan khalayak masyarakat, jurus terakhir dan paling pamungkas yang dapat dilakukan oleh sang artis adalah menjadi garis terdepan untuk mendukung Indonesia Tanpa Pacaran, menghina rezim pemerintahan, mengolok-olok manusia yang berbeda agama atau agamanya sama tapi pemahamannya berbeda dan atau menjadi pendakwah online yang menebar kebencian ketimbang menyebarkan paham yang membuat hati terasa damai dan tentram.

Sayangnya, masyarakat Indonesia adalah masyarakat yang mudah terkena tipu daya tanpa mau mencari tahu lebih lanjut, sehingga tren hijrah yang dilakukan para artis terkesan baik-baik saja.

Padahal, jika kita mau menelaah lebih lanjut para artis yang memutuskan benar-benar hijrah tanpa gimmick, benar-benar menghilang dari peredaran media dan menjalani hidupnya sesuai yang dia yakini tanpa perlu media meliputnya dan menyanjungnya karena keputusannya untuk selangkah lebih dekat dengan Sang Pencipta.

Jadi, artis yang sudah hijrah dan menjadi idola anda itu apakah benar-benar hijrah atau hanya untuk meraup rupiah dari keluguan Anda? hehe! (Revina VT)

Tags

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Close