Mahasiswa ITB Berhasil Ciptakan Alat Pengendali Roket Militer

Bandung (MI) - Ardinda Kartiningtyas  Mahasiswa Teknik Fisika Institut Teknologi Bandung (ITB) dan tim lainya berhasil menciptakan giroskop militer pertama di Indonesia yaitu perangkat untuk mengukur atau mempertahankan orientasi yang berlandaskan pada prinsip-prinsip momentum sudut.

Keberhasilan tersebut  sekaligus mencatat  giroskop militer pertama di Indonesia ini diciptakan oleh Ardinda Kartikaningtyas dan tim.  G-FORTAR (Gyroscope for Military), merupakan  sebuah giroskop serat optik yang diharapkan mampu menjadi giroskop pertama buatan putra-putri Indonesia. Dilansir dari laman itb.ac.id, di Bandung, Selasa (1/8)

G-FORTAR merupakan sebuah giroskop berjenis serat optik berdiameter 15 cm yang memanfaatkan efek Sagnac dan interferensi gelombang cahaya untuk mendeteksi kecepatan sudut perangkat alutsista. Dengan memanfaatkan gelombang cahaya, giroskop ini diharapkan menjadi lebih efisien dan lebih presisi dibandingkan giroskop mekanik. Perangkat keras giroskop mengukur kecepatan angular perangkat dengan memanfaatkan inter ferensi gelombang cahaya.

Hasil pembacaan giroskop ini kemudian dimasukkan ke dalam perangkat lunak Kalman filter untuk diolah sinyalnya. Pengolahan sinyal ini berfungsi mereduksi galat, sehingga bacaan giroskop lebih akurat.

Salah satu anggota tim G-FORTAR Megan Graciela Nauli menuturkan, berbekal cita-cita Presiden RI poin pertama tentang kehadiran negara untuk melindungi segenap bangsa dan pemberian rasa aman kepada seluruh warga negara, tim dari ITB ini tergerak untuk menciptakan perangkat militer tersendiri.

Giroskop yang banyak dipakaidalam dunia militer   adalah giroskop berjenis serat optik, dan giroskop jenis ini banyak dipilih karena terbilang praktis dalam penggunaan serta mampu memberikan hasil yang lebih presisi.Namun sampai hari ini 100 persen giroskop yang dimiliki oleh Indonesia masih berasal dari impor.

Menurut Megan, salah satu anggota tim mengatakan bahwa Indonesia  bahwa gagasan  tersebut muncul sebagai respon untuk mewujudkan Nawacita yang dicanangkan pak Jokowi, jadi pengen bisa mandiri dalam alat-alat sistem senjata,” ujarnya.

Lebih lanjut Megan mengatakan di antara komponen utama alat utama sistem persenjataan (alutsista) adalah sebuah sistem navigasi inersial yang di dalamnya terdapat suatu sensor kecepatan sudut. Sensor yang disebut giroskop ini, kata dia, memegang peranan penting dalam mengukur dan mempertahankan orientasi perangkat berdasarkan prinsip-prinsip momentum sudut.

Penelitian tentang giroskop serat optik awalnya pernah dilakukan oleh Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT), namun tidak terselesaikan. BPPT pernah juga mau meneliti tentang ini, tapi nggak kesampaian, namun demikian BPPT juga mendukung sepenuhnya penelitian tersebut, ungkapnya. (TGM)