Pakar Informatika Ingatkan Isu Rohingya di Dunia Maya Berpotensi Buat Disintegrasi Bangsa

Jakarta (MI) – Dunia maya masih terus membahas mengenai konflik terhadap etnis Rohingya di Rakhine, Myanmar. Berdasar hasil penelitian, isu Rohingya di dunia maya di Indonesia berpotensi membuat disintegrasi bangsa.

Pakar sains informatika dan penemu peranti lunak Drone Emprit Ismail Fahmi menguji seberapa besar potensi impor konflik isu Rohingya di Indonesia.

Dengan menggunakan fitur analisis opini, Ismail mengelompokkan isu Rohingya di Indonesia berdasarkan kategori tertentu. Kelompok-kelompok itu, dibuat khusus setelah mengamati secara cepat asosiasi-asosiasi yang muncul dalam beberapa postingan populer di Twitter.

“Untuk isu Rohingnya ini, saya ingin melihat opini publik terkait lima topik yaitu, pemerintah Indonesia, Jokowi, umat Budha, Aung San Suu Kyi, dan Jenderal Min Aung Hlaing,” tulis Ismail di laman Facebook-nya, Jumat, 1 September 2017.

Doktor sains informatika jebolan Universitas Groningen, Belanda ini memfilter sebanyak 10.218 status yang ada di dunia maya. Hasilnya, sebesar 33 persen status publik mengaitkan isu Rohingya dengan pemerintah Indonesia, 25 persen dengan Jokowi, 19 persen dengan umat Budha, 18 persen dengan Aung San Suu Kyi, dan 6 persen dengan Jenderal Min Aung Hlaing.

Pakar yang mengenalkan Social Network Analysis (SNA) ini menyebut, publik lebih melihat isu ini berkaitan dengan pemerintah Indonesia dan Jokowi dibandingkan dengan Aung San dan Jenderal Min. Tekanan ke dalam negeri, lebih besar dibanding tekanan kepada pemerintah Myanmar.

“Yang mengkhawatirkan adalah, kaitan isu ini dengat Umat Budha di Indonesia ternyata cukup tinggi. Lebih tinggi dibandingkan dengan Aung San. Artinya, potensi disintegrasi bangsa bisa muncul di Indonesia gara-gara isu Rohingya,” tulis dia. (FC)