TNI Harus Bebas Dari Paham Komunis.

Jakarta (MI) -  Bertempat di Aula Gatot Subroto, Mabes TNI, Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo menyelenggarakan acara silaturahmi dengan purnawirawan TNI, Jakarta Timur, Jumat (22/9). Hadir dalam kegiatan tersebut antara lain  mantan Wakil Presiden Try Sutrisno, Widodo AS, Endriartono Sutarto, Agus Suhartono, Menteri Koordinator Politik, Hukum dan Keamanan Wiranto, dan mantan Komandan Kopassus Prabowo Subianto, Sutiyoso serta Agum Gumelar dan beberapa purnawirawan lainya.

Dalam sambutan singkat, Wiranto mengatakan reformasi di tubuh TNI berawal dari ketika Wiranto memimpin angkatan, termasuk juga didukung Prabowo Subianto. Sekarang Pak Gatot melanjutkan tahapan reformasi dengan sangat bagus, kata Wiranto.

Sementara itu mantan Wakil Presiden, Try Sutrisno meminta kepada TNI supaya lebih selektif memilih para calon anggota TNI melalui Akademi Militer. Jangan sampai keturunan anggota Partai Komunis Indonesia masuk dalam institusi TNI dan harus bebas dari paham komunis.

Menurut Try Sutrisno, dulu, untuk masuk akademi militer, yang harus dilihat pertama kali adalah latar belakang keluarga calon taruna. Jika terbukti dia adalah anak anggota PKI, maka tidak akan diterima sebagai teruna, namun sekarang bebas sehingga tidak mustahil anak cucu PKI masuk ke Akademi Militer sebagai sasaran strategis jangka panjang, ungkap Try dalam kegiatan  tersebut, di Mabes TNI, Cilangkap, Jakarta Timur, Jumat (22/9).

Try Sutrisno pun memberikan apresiasi pada Panglima TNI yang mengintruksikan agar film Pengkhianatan Gerakan 30 September G30S di putar di semua markas TNI.

"Bangga saya. Alasan Anda supaya prajurit saya tahu kenyataan tingkah laku PKI sebagai penghianat itu tidak dibuat-buat. Nyata disiksa Gerwani jelas. Jadi setuju saya itu," ungkapTry.

Menurut Try, meskipun Presiden Joko Widodo terlihat barada di posisi yang moderat dengan mengusulkan agar dibuat film G30S versi kekinian berdasarkan research dan fakta, tapi intinya PKI harus tetap diwaspadai karena  tetap merupakan predator Pancasila.  Idiologi Indonesia sudah jelas hanya Pancasila, maka tidak boleh ada ideologi lain yang hendak menggantikan Pancasila, apalagi PKI yang memiliki sejarah tidak bagus di Indonesia

Pada bagian akhir Try meminta kepada jajaran intel TNI agar benar-benar mengawasi setiap taruna yang masuk ke akademi militer, yang bisa masuk menjadi anggota aparat pertahanan dan keamanan harus dari latar belakang keluarga yang mencintai Indonesia, pungkasnya.

Sementara itu  menanggapi hal tersebut secara singkat Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo mengatakan bahwaTNI selalu waspada dalam memilih para calon taruna.(TGM)