News
Kepala BIN: Masyarakat Jangan Mudah Terseret Provokasi Kasus Penyerangan Pemuka Agama

Jakarta, MI – Kepala Badan Intelijen Negara (BIN), Budi Gunawan mengingatkan masyarakat untuk tidak mudah terprovokasi dengan isu-isu liar yang berkembang di masyarakat. Terutama 2018 adalah tahun politik yang memang rawan muncul beragam isu pemecah belah bangsa.
Budi Gunawan bahkan mengatakan, pihaknya sudah memprediksi akan munculnya kampanye hitam seperti isu agama, Suku Agama Ras dan Antargolongan (SARA) hingga PKI. Termasuk juga soal penggiringan isu tentang penyerangan terhadap pemuka agama yang dikaitkan ke arah politik.
“Oleh karenanya masyarakat memang harus lebih waspada, lebih peka, jangan mudah terpolitisasi kemudian terprovokasi, terhasut sehingga terseret dalam permainan itu. Karena dari fakta kejadian, kita kan harus lihat fakta, fakta kejadian, bukan dugaan atau asumsi dan lain-lain, jadi fakta kejadian yang terjadi di beberapa kasus ini masing-masing berdiri sendiri,” kata Budi di Istana Wakil Presiden, Kamis (15/2/2018).
Budi menjelaskan, kasus-kasus penyerangan yang terjadi tidak terhubung satu sama lain. Kejadian yang dimaksud seperti penyerangan di Gereja Santa Lidwina, aksi penyerangan terhadap KH Emon Umar Basyri, Ustaz Prawoto dan Ustaz Abdul Basit.
Namun kata Budi, ada saja pihak yang kemudian memanfaatkan situasi tersebut untuk membuat resah dan memecah belah masyarakat.
“Sementara dari hasil pendalaman kami dengan Polri, itu memang berdiri sendiri case-nya beda-beda. Ada pihak-pihak memang yang tadi kami sampaikan, ini tahun politik dipelintir, digunakan sebagai alat melalui sarana hoax media sosial sehingga ini membuat suasana menjadi resah, adu domba, memprovokasi juga mungkin untuk kepentingan politik,” kata Budi.
“Nah ini yang harus kita waspada, jangan mudah terpancing dan terprovokasi. Ya harus jernih. Saat ini BIN dengan Polri, Siber Intelijen kami dan Cyber Crime-nya Polri sudah mengungkap beberapa pelaku. Sudah menangkap. Ada yang di Sumatera Utara, ada yang di Bogor, ada yang di Jakarta dan sebagainya,” kata Budi.
(qlh)