News

Kepala BNPT: Kepri Rentan Jadi Pintu Keluar Masuk Teroris

Batam (MI) – Radikalisme dan terorisme adalah ancaman bagi masyarakat Indonesia yang memiliki begitu banyak pulau dan suku bangsa. Hal ini menyebabkan banyak paham radikal rentan menyusupi pemikiran masyarakat terutama di daerah perbatasan.

 

Untuk mengantisipasi hal tersebut, Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) terus memperkuat kawasan perbatasan yang selama ini menjadi pintu keluar masuk teroris, terutama pelaku Foreign Terrorist Fighters (FTF) atau orang asing yang melakukan aksi terorisme di Indonesia.

 

“Kepulauan Riau ini rentan. Kenapa Kepri ini rentan? Karena kondisi geografisnya, 96 persen daerahnya perairan, hanya 4 persen daratan. Berapa banyak jalur perairan yang bisa digunakan orang untuk berlalu lalang, keluar masuk dari sini, infiltrasinya, dinamikanya luar biasa,” kata Kepala BNPT, Komjen Suhardi Alius, Jumat (23/2/2018).

 

Suhardi menyampaikan hal tersebut ketika memberi arahan di hadapan ratusan personel Kepolisan Daerah (Polda) Kepri tentang Penanggulangan Radikalisme dan Terorisme di Markas Polda Kepri, Batam.

 

Suhardi menambahkan, dengan melihat kondisi geografis wilayah Polda Kepri ini, maka ancaman terorisme di Indonesia tidak hanya berasal dari teroris lokal. Kembalinya WNI dari Timur Tengah yang bergabung dengan ISIS juga harus mendapat perhatian serius di wilayah ini.

 

“Penanganan WNI dari Timur Tengah, khususnya yang pulang dari ISIS harus lebih ketat dan super selektif. Pasalnya mereka akan sangat berbahaya bila sampai lepas ke masyarakat dan tidak terdeteksi keberadaannya jika mereka balik ke Indonesia melalui wilayah ini. Ini yang harus diwaspadai,” jelasnya.

 

Melihat fonomena itu, Suhardi menekankan mengenai tingginya peran dari kepolisian dalam menanggulangi hal semacam ini. Kepolisian dalam hal ini jajaran personel dari Polda Kepri dituntut untuk selalu siap mengontrol tekanan yang ada. (AVR)

Tags

Related Articles

Close