
MATA INDONESIA, AALST – Gelar juara MotoGP 2018 berhasil diraih pembalap Tim Repsol Honda, Marc Marquez. Penyematan gelar tersebut sekaligus menasbihkan Marquez sebagai pembalap tercepat di dunia.
Namun banyak yang tak tahu bahwa titel juara itu didapat Marquez dengan susah payah. Bahkan dalam beberapa balapan di musim ini, Marquez terbilang sering melakukan aksi yang nekat.
Pasalnya, pembalap berjuluk The Baby Alien itu sering mengalami cedera, namun tetap memilih mengikuti balapan.

Cedera yang dialami Marquez didapat saat ia melakukan selebrasi berlebihan di Sirkuit Motegi, Jepang.Yakni usai berhasil menyegel gelar juara dunia MotoGP 2018.
aat itu Marquez mengalami dislokasi pada bahu kanannya dan membuatnya harus menjalani operasi. Akan tetapi, Marqez justru menunda operasinya karenamerasa dirinya masih kuat dan aman untuk melakoni balapan.
Marquez pun terus melakukan balapan di Australia dan Malaysia. Bahkan, ia berjanji akan melakukan hal serupa pada seri pamungkas di Valencia.
Padahal, saat sesi kualifikasi di Valencia, Marquez sebenarnya mengalami kecelakaan dan membuat bahunya kembali terasa sakit. “Sekarang penting untuk bekerja dengan cara yang baik dengan fisik. Sejak Motegi, masalahnya adalah saya tidak berhenti balapan. Saya tampil di Phillip Island, di Malaysia. Cedera itu selalu terasa dan itu adalah sesuatu yang hanya bisa Anda perbaiki dengan operasi,” ujar Marquez, menyadur dari Crash, Minggu 2 Desember 2018.
“Kemudian pada latihan saya merasakan gerakan aneh dan rasa sakit lagi. Itu bukan dislokasi utuh, namun itu adalah gerakan yang sangat aneh dan kemudian itu seperti cedera yang selalu ada. Anda harus berhenti, jadi saya akan berhenti pada bulan Desember (ketika kompetisi telah berakhir),” kata Marquez.

Tak hany aitu, terlahir dari pasangan Julia Marquez dan Roser Alenta, ternyata ada juga kisah sedih Marc Marquez sebelum sukses. Ya, sebelum jadi Juara Dunia 5 kali. Seperti dikutip dari www.nytimes.com.
Marquez yang baru mendapatkan motor di usia 4 tahun, harus membalap dengan apa adanya. Termasuk, dengan motor bekas yang kembali dicat dengan kelir putih dan fuchsia (keunguan). Sebab, hanya itu kemampuan kedua orangtuanya. Tapi urusan racing suit, tetap baru karena urusan safety.
Kisah sedih Marc Marquez sebelum sukses, berlanjut saat dirinya mulai tumbuh lebih besar. Sang Ayah yang bekerja sebagai operator kontruksi penggalian dan Sang Ibu yang bekerja sebagai sekretaris, hanya memiliki penghasilan rata-rata. Tidak ada insentif penghasilan yang dapat diterima.
Kedua orang tuanya ini lebih memilih menambahkan semacam bahan untuk memperbesar wearpack Marquez ketimbang harus beli baru. “Terkadang kami tidak pergi makan malam hanya untuk membelikan anak kami sepatu,” ujar Alenta yang dikutip dari www.nytimes.com.
Bahkan menurutnya, orang melihat Marc dan Alex (adiknya) begitu mudah meraih kesuksesan saat ini. Tetapi, sesungguhnya banyak pengorbanan yang dilakukan untuk mencapai ke sana.
Tidak hanya itu saja, kisah sedih Marc Marquez sebelum sukses juga berlanjut ketika Spanyol dilanda krisis ekonomi. Kedua orang tuanya pun kehilangan pekerjaannya.
Dengan bakat serta kegigihan dari Marquez dan keluarga, kini Marc dan Alex pun mendapatkan gelar Juara Dunia! Bahkan, Marquez sendiri pun mendapatkan penghasilan senilai 11 juta dolar AS selama dua tahun terakhir.