Nasional
Generasi Milenial Rentan dengan Informasi Hoax
Saat ini di Indonesia terdapat 130 juta pengguna media sosial aktif, sebagian besar yang mengakses adalah generasi milenial.

MATA INDONESIA.ID, JAKARTA –Generasi millenial—generasi yang lahir pada era tahun 1980-an hingga 2000-an—merupakan generasi yang dinilai paling rentan ‘tertelan’ oleh berita bohong atau hoax.
Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemkominfo) mengimbau supaya para pengguna sosial media terutama dari kalangan milenial untuk bijak memanfaatkan media sosial, terutama menjaga persatuan bangsa. “Hati-hati menggunakan medsos, banyak berita hoax dan ujaran kebencian yang sangat berbahaya. Jangan salah menggunakan media sosial karena akibatnya bisa memecah negara,” kata Direktur Tata Kelola dan Kemitraan Komunikasi Publik Ditjen Informasi dan Komunikasi Publik, Selamatta Sembiring beberapa waktu lalu di Jambi.
Menurut Sembiring, berita hoax, ujaran kebencian, adu domba yang marak beredar di media sosial, saat ini sudah dalam konteks sangat berbahaya. Saat ini di Indonesia terdapat 130 juta pengguna media sosial aktif, sebagian besar yang mengakses adalah generasi milenial. “Isi konten media sosial menurut data Kementerian Koordinator Bidang Politik, Hukum dan Keamanan menyebutkan 90,30 persen berisi berita bohong, 21,60 persen Informasi bersifat menghasut, 59 persen informasi tidak akurat,” kata Sembiring.
Sekretaris Umum Majelis Ulama Indonesia (MUI) Provinsi Jambi M. Yusuf Mu’as mengharapkan umat Islam bijak dalam menggunakan media sosial.
Sebagai umat islam, kata dia, harus bijaksana dalam menggunakan media sosial, apalagi tahun depan akan memasuki pemilihan legislatif dan pemilihan presiden. “Mari bersama-sama kita lakukan tabayyun atau cek dan re-check terhadap berita yang kita dapat,” ujar Yusuf.
Yusuf mendorong masyarakat agar dapat menyaring informasi sebaik-baiknya. Misalnya untuk identifikasi informasi kita perlu mengetahui sumbernya, apakah punya otoritas atau tidak.
Selain itu, lanjutnya, juga harus bisa menyaring berita, jangan menyebarkan berita yang mengandung kekejian dan penghinaan. Termasuk jika dapat kabar yang belum jelas diharapkan untuk melakukan tabayyun.
