MATA INDONESIA, JAKARTA – Pasangan calon presiden dan wakil presiden di Pemilu Presiden tahun 2019, Joko Widodo-Ma’ruf Amin dan Prabowo Subianto-Sandiaga Uno akan memasuki masa kampanye. Salah satu agendanya adalah debat kandidat.
Ketua Komisi Pemilihan Umum, Arief Budiman mengatakan debat akan digelar sebanyak lima kali. “Sama persis kayak Pilpres 2014. Debat dilakukan lima kali,” ujar Arief Budiman di Jakarta, Jumat 21 September 2018.
Sebagai informasi sesuai Peraturan KPU Nomor 28 Tahun 2018 tentang Kampanye Pemilu, debat digelar 5 kali dengan ketentuan: Dua kali debat antarcapres, satu kali debat antarcawapres, dan dua kali debat lengkap capres-cawapres.
Selanjutnya, debat itu disiarkan langsung melalui lembaga penyiaran, dan dipandu oleh moderator yang berasal dari kalangan profesional dan akademisi yang mempunyai integritas tinggi, jujur, simpatik, dan tidak memihak kepada salah satu kandidat.
Arief memperkirakan debat itu digelar pada tahun 2019. Yakni dengan rincian Januari satu kali, Februari satu kali, Maret satu kali. “Kemudian nanti April kita bikin dua kali gitu,” ucap mantan ketua KPU Jatim itu.
Meski begitu, Arief mengaku belum menyiapkan secara rinci format dalam debat nanti. Pihaknya pun menyatakan akan menampung berbagai masuk dari berbagai pihak. Terkait soal wacana debat memakai Bahasa Inggris atau Arab, Arief memastikan tetap Bahasa Indonesia.
“Enggak apa nanti ada usulan, usul diterima. Tapi kalau dilaksanakan, itu kan nanti dulu,” kata dia.
Adapun materi debat adalah visi nasional sebagaimana tercantum dalam Pembukaan Undang-undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, yaitu:
a. melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia;
b. memajukan kesejahteraan umum;
c. mencerdaskan kehidupan bangsa; dan
d. ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi, dan keadilan sosial.
(Tian)
