MATA INDONESIA, JAKARTA – Tuduhan adanya pertalian antara Joko Widodo dan Partai Komunis Indonesia kembali muncul di Pilpres 2019, oleh kubu Prabowo-Sandiaga, Seperti cuitan Wakil Ketua Umum Gerindra Fadli Zon yang berisi modifikasi lirik lagu “Potong Bebek Angsa” yang lirik diubah menjadi “Fitnah HTI/Fitnah FPI/Ternyata mereka lah yang PKI”.
Hal ini jelas membuat geram kubu pendukung petahana Jokowi. Bahkan, pada Selasa 25 September lalu, politikus PSI Rian Ernest melaporkan tindakan Fadli tersebut ke Bareskrim Polri.
Apa yang dituduhkan kubu Prabowo-Sandiaga tersebut langsung dimentahkan Calon Wakil Presiden nomor urut 01, Kiai Ma’ruf Amin.
Ketua Majelis Ulama Indonesia tersebut mengaku pernah kalah oleh Presiden Jokowi soal urusan ibadah shalat. “Sekali waktu saya bertamu ke Pak Jokowi. Saat tiba, ternyata Pak Jokowi tidak ada. Ternyata beliau sedang shalat, padahal saya belum shalat. Jadi saya kalah dari pak Jokowi dalam urusan shalat,” kata Ma’ruf di Serang, Senin 1 Oktober 2018.
Ma’ruf menegaskan jika shalat saja disiplin, Presiden Jokowi pasti berkomitmen dalam menyelesaikan masalah keumatan, dengan menandatangani sejumlah kebijakan prorakyat.”Pak Jokowi juga sangat menghormati ulama dan mencintai santri,” kata dia.
Pada kesempatan itu dia juga menjelaskan penetapan Hari Santri Nasional, bukan sekadar pengakuan negara terhadap peran santri. Tapi juga harapan dan komitmen negara untuk meningkatkan peran santri di masyarakat.
Ma’ruf pun mengatakan ke depan ijazah pesantren juga akan diakui setara dengan pendidikan formal, namun dengan tambahan prasyarat tertentu. Lebih jauh Ma’ruf Amin mengungkapkan, di kalangan pesantren nama Jokowi dan dirinya memiliki makna tersendiri.
“Para kiai sering bilang Jokowi-Kiai Ma’ruf Amin itu Ja’a Qowiyyun, Ma’ruf Amiinun. Artinya, telah datang seorang tokoh yang tangguh, terkenal, lagi terpercaya,” ujar dia. (Rayyan Bahlamar)
