
MATA INDONESIA, JAKARTA – “Kita kembalikan kejayaan kita sebagai negara maritim. Jalesveva Jayamahe” kalimat tersebut terucap dari mulut Presiden Joko Widodo dalam pidato kenegaraan pertamanya di Gedung DPR/MPR, Jakarta, Senin 20 Oktober 2014 silam.
Tak sekedar ucapan belaka, selama 4 tahun kinerjanya, Presiden Jokowi berhasil mewujudkan kejayaan maritim Indonesia, khususnya kekuatan armada TNI Angkatan Laut Indonesia. Sebab calon presiden nomor urut 02 ini yakin bahwa kekuatan di laut menjadi salah satu faktor militer yang menentukan kekuatan dunia apa pun. Apalagi angkatan laut hari ini sering diharuskan beroperasi ribuan mil jauhnya ke garis pertempuran.
Atas komitmen Jokowi tersebut, berdasarkan data Global Fire Power tahun 2018, kekuatan militer laut Indonesia berhasil masuk 10 besar dunia. Peringkat ini diukur berdasarkan jumlah aset Angkatan Laut yang dimiliki, termasuk kapal pendukung, kapal patroli, korvet, kapal perusak, kapal fregat dan kapal induk–termasuk kapal induk tradisional dan kapal induk modern yang mengangkut helikopter.
Lalu apa saja kekuatan armada laut yang dimiliki militer Indonesia?
1. Armada Pemukul

TNI Angkatan Laut memiliki 8 kapal fregat atau pemukul yakni KRI Ahmad Yani, KRI Slamet Riyadi, KRI Yos Sudarso, KRI Oswald Siahaan, KRI Abdul Halim Perdanakusuma, KRI Satsuit Tubun. Ada juga kelas perusak kawal rudal yakni KRI Raden Eddy Martadinata dan KRI I Gusti Ngurah Rai.
Untuk kapal fregat kelas Ahmad Yani, memiliki persenjataan 1 x OTO Melara 76 mm, 2 x twin Simbad SAM (4 rudal), 4 x C-802 SSM (pada 5 Kapal), 4 x Yakhont SS-N-26 SSM (di KRI OWA), 2 x Triple Mk 32 torpedo launchers.
Sedangkan jenis fregat perusak kawal rudal atau kelas Martadinata, merupakan Korvet jenis SIGMA (Ship Integrated Geometrical Modularity Approach). Sedang dibangun dan akan beroperasi mulai awal tahun 2017. Kapal ini memiliki persenjataan 1 x OTO Melara 76 mm, 1 x Rheinmetall Millennium 35 mm CIWS Gun, 12 VLS MICA SAM, 8 x Exocet MM40 Block III SSM, 2 x triple torpedo tubes
2. Korvet

Indonesia memiliki 25 kapal jenis korvet. Mulai dari jenis F2000 buatan BAE Systems Marine, SIGMA (Ship Integrated Geometrical Modularity Approach), dan ada juga Kelas Parchim, yakni korvet Anti Kapal Selam eks AL Jerman Timur.
3. Kapal Selam

Saat ini TNI AL memiliki 3 kapal selam yang masih beroperasi yakni 2 Kelas Cakra, 3 Kelas Changbogo.
Untuk Kelas Cakra, kapal selam ini tipe 209/1300 buatan Jerman. Kapal ini memiliki persenjataan yakni 8×21 inch (533 mm) torpedo tubes.
Sedangkan Kelas Changbogo berasal dari Korea Selatan. Persenjataan yang dimilikinya pun sama seperti tipe 209/1300.
4. Kapal Cepat Rudal

Kapal cepat rudal (KCR) yang saat ini beroperasi di laut Indonesia sebanyak 15 kapal. Menariknya ada beberapa kapal yang merupakan buatan galangan lokal PT Palindo. Dengan panjang 44 meter, kapal ini memiliki persenjataan 1 x 30 mm AK-630 CIWS, 2 x 20 mm Denel Vektor G12, 2 x C-705 SSM.
Selanjutnya di Kelas Mandau, kapal KCR Ini merupakan buatan Korea Selatan. Kapal cepat rudal dengan panjang 53 meter memiliki persenjataan, 1 x Bofors 57 mm, 1 x Bofors 40 mm, 2 x Kanon Rheinmetall kaliber 20 mm, 4 x Exocet MM 38 SSM (rudal anti kapal permukaan) kemungkinan besar akan segera diganti dengn rudal C-802
Berbeda dengan kelas lainnya, Kelas Mandau merupakan KCR buatan PT PAL. Terdapat 4 KRI yang menggunakan KCR ini. Persenjataan yang dipakai adalah 1 x Bofors 40 mm (Kemungkinan kedepannya akan diganti dengan merian 57 mm), 2 x Penangkis Serangan Udara kaliber 20 mm, 4 x C-705 SSM.
5. Landing Platform Dock (LPD)

Landing Platform Dock atau LPD (juga dikenal sebagai Amphibious Transport Dock) adalah sebuah kapal perang amfibi yang meluncurkan, membawa dan mendaratkan elemen kekuatan darat untuk misi-misi perang gerak cepat.
TNI-AL (Tentara Nasional Indonesia Angkatan Laut) memiliki 4 kapal LPD dalam armadanya, yakni KRI Makassar (590), KRI Surabaya (591), KRI Banjarmasin (592), dan KRI Banda Aceh (593). KRI Tanjung Dalpele telah dialih-fungsikan dari LPD menjadi kapal jenis Bantu Rumah Sakit dengan nama baru KRI DR Soeharso (990).
Kapal-kapal ini umumnya dirancang untuk membawa pasukan ke zona pertempuran lewat laut dan memiliki kemampuan membawa kekuatan udara terbatas (biasanya helikopter).
6. Kapal Amfibi

TNI AL memiliki 3 kelas kapal amfibi. Yakni Kelas Teluk Gilimanuk, Teluk Semangka dan Teluk Bintuni. Semua kelas itu difungsikan untuk mengangkut tank.
Dari enam kapal tersebut, sebenarnya masih ada beberapa armada pendukung lainnya seperti kapal latih, kapal penyapu ranjau, hidro oseanografi hingga kapal patroli.
Sementara untuk alutsista di darat, TNI AL memiliki panser intai amfibi, meriam, dan juga tank. So, dengan kekuatan militer laut tersebut, tentunya membuat kalian makin bangga kan jadi bangsa Indonesia.
Selamat Hari Armada RI