News
Mempertanyakan Hati Nurani Pelaku Pungli Jenazah Korban Tsunami

MATA INDONESIA, JAKARTA – Hati siapa yang miris saat mengetahui Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) dr. Drajat Prawiranegara (RSDP), Kabupaten Serang, Banten yang diduga melakukan pungutan liar (pungli) terhadap pemulangan jenazah korban tsunami Selat Sunda.
Pungli itu pun dianggap sebagai perbuatan yang tidak berperikemanusiaan, lantaran mengambil keuntungan dari orang yang terkena musibah. Aksi haram itu terungkap saat Sekretaris Jenderal Wali Care, Andy Kristianto mengungkapkan bahwa pihaknya mengeluarkan uang Rp 14,5 juta untuk memulangkan jenazah korban tsunami.
Jenazah-jenazah yang dimaksud yakni Aa Jimmy, Hati Nur Illah (Istri Aa Jimmy), Naisya Rafani Aradhia (anak Aa Jimmy), Julia Resnania (manager Grup Jigo), Meyuza (istri Ade Jigo). “Total uang yang kami keluarkan semuanya Rp 14,5 juta,” ujar Andy.
Polda Banten pun langsung gerak cepat menangkap para pelaku pungli tersebut. Tiga tersangka pun dijadikan tersangka dan ditahan penyidik Ditreskrimsus Polda Banten.
Penahanan dilakukan setelah polisi memeriksa secara intensif ketiga tersangka. Dalam proses penyidikan, polisi menemukan dua alat bukti yang cukup untuk menetapkan tiga orang tersebut sebagai tersangka yang di dalamnya ada seorang ASN sebagai pelaku pungli.
“Kita lanjutkan dengan penahanan untuk kepentingan pemeriksaan,” kata Kabag Wassidik Ditreskrimsus Polda Banten AKBP Dadang Herli saat jumpa pers di Mapolda Banten, Sabtu 29 Desember 2018.
Menyikapi kasus ini, pihak RSDP mengaku kecolongan. Mereka pun merasa kecewa dengan tingkah oknum pegawainya.
Pelaksana tugas Direktur RSDP Serang, Sri Nurhayani mengatakan, sesuai undang-undang yang berlaku, tak ada pungutan apapun jika terjadi kejadian luar biasa (KLB) seperti bencana tsunami. “Kami terus terang amat sangat menyayangkan dan kami sendiri dari jajaran RSDP tentunya sangat terpukul dengan kejadian ini dan sangat sedih dan sangat hancur buat kami dalam kasus ini,” katanya saat jumpa pers di Mapolda Banten.
Setelah peristiwa ini, pihak rumah sakit akan mengevaluasi kinerja para pegawai agar peristiwa serupa tak terulang. Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Serang itu juga mengaku dirinya bersama jajaran juga akan mengevaluasi kerja sama antara pihak swasta yang mengurusi jenazah di RSDP.
“Intinya kami sangat menyesalkan dan sangat mengutuk peristiwa ini,” kata dia. (Yurinta Aisyara)