News
Menanti Realisasi Penyatuan Zona Waktu di Indonesia

MATA INDONESIA, JAKARTA – Penyatuan zona waktu di Indonesia kembali disuarakan Indonesian Marketing Association (IMA) beberapa waktu lalu di Bandung. Gerakan ini sebenarnya telah ada sejak 2005 silam, namun hingga saat ini belum terealisasi.
Merespon usulan tersebut, Paskalis Kaipman yang berasal dari Suku Muyu, Boven Digoel, Papua mengapresiasi wacana penyatuan zona waktu itu. Kata dia, selama ini rakyat yang tinggal di Timur sulit bersaing dengan rakyat yang berada di Barat.
“Misalnya kemarin dari Universitas Musamus Merauke dengan Universitas Negeri Yogyakarta, ketika online course dengan projek yang ada atau tugas-tugas di kampus yang ada kerja sama itu sangat susah, kita di sana (di Papua) sudah jam istirahat, kok di sini baru mulai, sangat susah untuk kita adaptasi dan penyesuaiannya itu,” kata dia.
Sementara Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia (Aprindo) ikut memberikan suara dukungan penyatuan zona waktu tersebut. Hal ini terkait dengan pengaturan logistik jadi urat nadi ritel modern.
Ketua Umum Aprindo, Roy Nicholas Mandey mengatakan ritel di wilayah Indonesia Timur mengalami kendala dalam pengiriman logistik. Karena selama ini eksekusi berdasarkan waktu di kantor pusat yang berada di Indonesia Barat.
“Jadi yang di Indonesia Timur posisinya selalu ketinggalan. Nah, inilah yang membuat kami sangat mendukung deklarasai satu waktu ini,” kata Roy.
Senada, Imam Prasodjo selaku pengamat sosial budaya memberikan pendapat bahwa jika Indonesia dijadikan satu waktu maka satu zona yang paling tepat adalah bagian tengah.
Sedangkan Staf Khusus Kepala Staf Kepresidenan, Richard Erlangga mengaku jika pemerintah beserta semua pihak yang terkait dalam waktu dekat akan membicarakan perihal satu zona waktu Indonesia. (Yurinta Aisara)