Gaya Hidup

Mengenal Gejala Kanker Usus yang Merenggut Nyawa Istri Ustaz Maulana

MATA INDONESIA, JAKARTA – Ustaz Maulan baru saja kehilangan istrinya Hajja Aliah Maulana yang meninggal dunia pada Minggu 20 Januari 2019 kemarin. Kabarnya, almarhum meninggal karena kanker usus.

Sebenarnya, seberapa ganaskah kanker usus, sampai bisa merenggut nyawa manusia? Apa saja tanda dan gejala kanker tersebut? Bisakah sembuh?

Mengutip dari beberapa sumber, kanker yang biasa disebut kanker kolon ini menyerang bagian terakhir dari pencernaan manusia, yakni usus besar. Penderita kanker ini 90 persennya adalah orang yang sudah masuk golongan lansia, kira-kira di atas usia 60 tahun.

Kanker usus besar ini diawali dengan pembentukan gumpalan sel yang disebut polip adenoma, kemudian menyebar secara tak terkendali siring waktu.

Ada beberapa gejala yang dapat dikenali jika kanker ini sudah menjangkit, seperti: darah pada kotoran atau feses; pendarahan di anus; berat badan menurun; konstipasi; nyeri di bagian perut; meningkatnya frekuensi buang air atau diare; nafsu makan menurun; dan tubuh mudah lelah.

Tak semua gejala itu dialami penderita kanker usus. Kadang, ada orang yang fesesnya berdarah, ada juga yang tidak. Namun, gejala yang pasti adalah nyeri di bagian perut.

Tanda berbahaya lainnya adalah jika selama tiga pekan Anda mengalami konstipasi atau sulit BAB yang bergantian dengan diare. Kewaspadaan ini harus ditingkatkan terutama orang-orang yang berusia 50 tahun ke atas, meskipun banyak juga penderitanya adalah mereka yang berusia muda.

Fakta lainny adalah kanker usus dapat terjadi karena faktor keturunan, atau dapat diturunkan kepada anak. Terdapat dua jenis kanker usus yang terjadi karena faktor keturunan:

1. Hereditary Nonpolyposis Colorectal Cancer (HNPCC)

Nama lainnya adalah sindrom Lynch, yaitu kodisi seseorang yang berpotensi terjangkit kanker usus besar pada usia di bawah 50 tahun.

2. Familial Adenomatous Polyposis (FAP)

Jenis ini adalah penyakit langka yang berdampak pada timbulnya ribuan benjolan kecil pada dinding usus besar dan rektum. Penderita FAP jauh berkali-kali lipat terkena kanker usus besar sebelum usia 40 tahun, dibanding penderita HNCC.

Hingga kini, berbagai pakar masih menyelidiki penyebab kanker ini secara pasti. Namun, ada beberapa penyebab yang diduga menjadi pemicu kanker usus besar ini menjangkit seseorang, di antaranya:

1. Konsumsi daging merah berlebihan
2. Obesitas atau kelebihan berat badan
3. Diabetes
4. Kurang olahraga
5. Penderita gangguan pencernaan, seperti radang kronis usus besar
6. Kekurangan serat
7. Konsumsi minuman beralkohol, dan lain-lain.

Jika gejala-gejala tersebut sudah Anda alami dan dokter memastikan positif kanker usus besar, maka ada beberapa cara untuk mengobati penyakit ini, sebagaimana kanker pada umumnya:

1. Kemoterapi

Kemoterapi merupakan cara untuk membunuh sel-sel kanker melalui pemberian sejumlah obat-obatan. Obat-obatan ini dapat berbentuk tablet yang diminum, infus, atau kombinasi keduanya. Beberapa contoh obat kanker usus besar adalah cetuximab dan bevacizumab.

2. Radioterapi

Pada radioterapi, metode pengobatan dilakukan dengan menggunakan pancaran radiasi. Sebelum operasi, radioterapi bisa dilakukan untuk memperkecil ukuran tumor atau meringankan gejala apabila kanker telah menyebar ke bagian-bagian tubuh yang lain. 

3. Operasi

Jika kanker yang terdiagnosis masih dalam tahap awal, biasanya operasi bisa dilakukan lewat kolonoskopi untuk menghilangkan pertumbuhan kanker. Jika kondisi kesehatan pasien sudah sangat buruk akibat penyebaran kanker yang sudah parah, maka tujuan dilakukannya operasi hanyalah untuk meringankan gejala pasien. \

Namun, para dokter dan ahli kesehatan menyarankan agar menempuh cara terbaik, yakni mencegah terjadinya penyakit kanker usus besar. Beberapa upaya bisa ditempuh, seperti rutin berolahraga, menjaga berat badan dan mengkonsumsi makanan yang sehat dengan nutrisi lengkap. (Ryan)


Tags

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Close