Gaya Hidup
Mengenal Gwarosa, Kerja Keras Sampai Mati yang Jadi Tren di Korsel

MATA INDONESIA, JAKARTA-‘Kerja keras bagai kuda’ itu ungkapan bagi orang Indonesia yang gila bekerja. Di dunia banyak istilah-istilah yang memang ditujukan bagi karyawan yang memang gila bekerja, di Jepang masyarakatnya menjunjung tinggi budaya kedisiplinan dan etos kerja yang sangat tinggi.
Istilah ‘gila kerja’ di Jepang disebut karoshi yang artinya “overwork death” atau meninggal karena kelebihan bekerja. Nah, di Korea Selatan (Korsel) istilah itu dinamakan ‘gwarosa’ berarti meninggal karena terlalu lelah bekerja. Ironis, namun ini benar-benar terjadi.
Salah satu warga Korea Selatan, Park Hyun-suk harus menjadi janda setelah Chae Soo-hong, suaminya meninggal dunia karena bekerja terlalu keras. Menurut data pemerintah Korea, Chae adalah satu dari ratusan orang yang meninggal dunia karena kelelahan bekerja pada 2017.
Di antara negara OECD, orang Korea Selatan bekerja lebih lama beberapa jam lebih lama per minggunya dibanding negara lainnya. Lamanya mereka bekerja ini juga 50 persen lebih lama dibanding negara industri terkenal, Jerman.
Pada Juli lalu, dewan legislatif mengurangi jumlah jam kerja maksimum dari 68 jam per minggu menjadi 40 jam dan 12 jam lembur akan mendapat bayaran.
Presuden Moon Jae-in sempat mengatakan bahwa ini akan menjadi kesempatan untuk mengurangi orang jadi antisosial karena lembut dan meningkatkan waktu untuk bersama keluarga.
“Hal yang paling penting adalah adanya solusi fundamental untuk melindungi hidup dan keamanan orang dengan mengurangi jumlah orang yang meninggal karena kelelahan kerja, kecelakaan industri dan menyetir sambil mengantuk,” kata Moon.
Namun untuk keluarga yang sudah menderita karena kehilangan orang tersayang akibat kelelahan bekerja, masih punya masalah lain. Mereka masih harus bertarung untuk mendapatkan kompensasi.
Karena Chae meninggal di kantor, Park berasumsi bahwa meninggalnya Chae akan diklasifikasikan dengan kecelakaan kerja dan mendapatkan kompensasi. Namun hal ini jauh lebih sulit dari anggapan Park.
Korea Workers Compensation and Welfare Service (COMWEL) dari lembaga pemerintah memintanya untuk membuktikan kalau Chae memang meninggal saat bekerja.
“Ini sulit. Dia biasanya berangkat pukul 07.00 dan pulang pukul 22.00 tapi tak ada data kerja yang menunjukkan jam kerjanya.”