News
Menhub, Proyek MRT Lebak Bulus – Bundaran HI Sudah Capai 94 Persen

MATAINDONESIA.ID, JAKARTA – Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi menyebut proyek pengerjaan pembangunan kereta Mass Rapid Transit (MRT) tahap I yang menghubungkan Lebak Bulus-Bundaran Hotel Indonesia sudah mencapai 94 persen.
“Sudah 94 persen. Ya sebenarnya tinggal tes saja yang dilakukan sama pengiriman terakhir. Tapi karena ini dengan syarat keselamatan yang tinggi sekali dibutuhkan waktu yang panjang untuk kita melakukan trial. Jadi sangat detail,” kata Menhub Budi saat melakukan peninjauan Depo MRT Lebak Bulus, Jakarta Selatan, Minggu (1/7).
Seluruh jalur layang dan bawah tanah MRT Lebak Bulus-Bundaran HI sepanjang 16 kilometer (km) akhirnya tersambung. Ini ditandai dengan pemasangan terakhir box girder jalur layang MRT Jakarta.
PT Mass Rapid Transit Jakarta (MRT) optimistis jalur MRT fase 1 antara Lebak Bulus hingga Bundaran Hotel Indonesia bisa beroperasi Maret 2019. Hingga awal Juni, progres pengerjaan proyek tersebut sudah mencapai 94,19 persen.
Diperkirakan akan melayani 173.400 penumpang setiap hari melalui 16 set kereta, yang terdiri dari 14 set kereta operasi dan 2 kereta cadangan. Perkiraan jumlah penumpang setiap hari tersebut masih akan dipertegas lagi dengan Ridership Survey yang saat ini sedang dilakukan oleh PT MRT Jakarta.
Total tempuh rute fase 1 adalah 30 menit dengan jarak antar kereta 5 menit sekali. Kereta akan dioperasikan secara otomatis melalui sistem persinyalan Communication-Based Train Control (CBTC) yang merupakan teknologi baru di Indonesia. Selain itu, rel kereta api MRT Jakarta akan menggunakan Direct Fixation Tract, Anti Vibration Sleeper, PC Sleeper, dan Ballasted Track.
Direktur Utama MRT Jakarta William Sabandar mengatakan bahwa saat ini pengerjaan MRT fase 1 menyisakan pekerjaan detail seperti penyelesaian jalur masuk dan penataan interior stasiun. Adapun sebagian pekerjaan utama sudah selesai dan progres konstruksi bisa mencapai 100 persen pada Agustus mendatang.
“Saat ini, untuk major work sudah tidak ada, sehingga kami bisa mulai melakukan pekerjaan yang detail. Sejauh ini masih on time (operasional) bulan Maret 2019,” ujar William, Senin (11/6).
Saat ini, menurut Wiliam, fokus perusahaan saat ini bukan lagi pada pekerjaan konstruksi, tetapi integrasi sistem serta uji coba kereta yang diharapkan bisa dimulai Agustus mendatang. Pada bulan yang sama, ia juga berharap pekerjaan sipil yang berada di atas terowongan MRT sudah selesai, sehingga lalu lintas Jalan Jenderal Sudirman diharapkan bisa kembali normal.
Setelah uji coba dua set kereta di bulan Agustus, nantinya MRT akan mendatangkan kembali 16 rangkaian kereta di bulan November. Dengan jumlah set yang masing-masing terdiri dari enam kereta, maka total kereta yang dioperasikan MRT berjumlah 96 kereta.
“Pada Desember kita masuk periode uji coba kereta. Jadi trial run, kereta dijalankan normal secara parsial sehingga pada Febuari full trail run. Maret operasi komersial kita mulai,”