News
Miris, Hutan Sumatera Semakin Gundul, Harimau Sisa 400

MATA INDONESIA, SUMATERA – Hutan Sumatera kian menipis dari tahun ke tahun. Kondisi ini mengancam ekosistem yang bergantung di dalamnya, terutama populasi harimau yang kini kabarnya tak sampai 400 ekor.
Mengutip ABC, baru-baru ini, fakta angka satwa dilindungi itu semakin menusuk hatiĀ setelah seekor induk harimau yang tengah mengandung besar tewas bersama bayinya karena terkena jeratan perangkap pemburu yang tak bertanggung jawab di salah satu desa di Riau.
Harimau tersebut sebenarnya sempat diselamatkan oleh penduduk Tanjung Belit, Kabupaten Kampar. Namun, saat dilepas dari perangkap, kawat logam yang menjerat paha dan perutnya semakin ketat. Harimau itu tewas sebelum petugas tiba di lokasi kejadian.
Yang menambah kesedihan, dua bayi di dalam perutnya yang tinggal menunggu hari untuk keluar ternyata ikut tewas. Catatan hitam perburuan liar satwa-satwa dilindungi semakin panjang di Indonesia.
Semua terjadi karena deforestasi atau kegiatan pembangunan yang berdampak langsung pengurangan habitat satwa di hutan. Lahan hijau dan rimbun dihabisi, hanya untuk kepentingan perkebunan.
Sejak tahun 2000 hingga 2018, menurut WWF sudah 49 persen hutan asli Sumatera hilang karena pembukaan jalan bagi perkebunan sawit, kertas dan karet. Tercatat, antara tahun 2000 hingga 2015, rata-rata 1,82 hektar hutan ditebang per jamnya.
Wajar jika satwa liar yang hidup di hutan masuk ke pemukiman warga dan menyerang orang. Siapa mau disalahkan? (Ryan)